Anak-anak yang main di jalan perumahan lalu menangis histeris saat mulai didekati Alpa.
Anda sudah tahu apa yang akan saya terima dari papa dan mama anak-anak itu, bukan?
Pagar yang jebol itu kemudian saya sulam dengan kawat ram, setengah kilo paku saya pakai saking geramnya. Saya paku rapat-rapat, demi mencegah Alpa keluar lagi dari lubang yang sama.
Jika Alpa dikurung dalam rumah, pintu tetap bisa dibukanya dengan cara meletakkan dua kaki depannya pada pegangan kunci pintu. Ditekannya pintu itu ke bawah maka terbukalah pintu itu seketika. Lolos dia, hanya dalam waktu sekejab. Silap mata.
Mendengar anaknya menangis histeris, Anda sudah tahu apa yang akan saya terima dari papa dan mama anak-anak itu, bukan?
Bagaimana Alpa bisa lolos keluar pagar, kan pagar yang bolong itu sudah diperbaiki?
Pagar itu ternyata bisa dilompatinya. Jengkel, saya pindahkan nenas dengan daun-daun panjang yang berduri itu sebagai penghalang. Hanya bertahan 2 hari saja sampai Alpa kemudian mendapat cara untuk melompati pagar melewati penghalang tanaman nenas itu. Saking seringnya dilompati, daun-daunya menjadi rusak, bengkok, kelihatan sengsara bak orang yang baru habis digebuki preman terminal.
Jadi, sekarang saya fokus pada buahnya. Peduli setan dengan Alpa. Alpa bisa tunduk sama istri saya yang bisa merayunya dengan makanan dan suara lembut.