Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Torsiaje dan Orang Bajo Dipelukan Teluk Tomini

16 Agustus 2020   10:33 Diperbarui: 17 Agustus 2020   14:41 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara adat dalam acara melamar (pra nikah) di kalagan orang Bajo (Gambar: Marahalim Siagian)

Jika rumah-rumah yang berada di Desa Torsiaje laut seperti terapung, rumah-rumah orang Bajo di dua desa yang disebut terakhir tidak berpanggung, pondasinya berada di tanah kering atau bagian dari daratan yang dihuni populasi penduduk yang lebih besar.

Orang Bajo di Desa Bumi Bahari dan Desa Torsiaje Jaya, kendati raga, rumah, serta memiliki harta berupa tanah, satu atau beberapa bidang di darat, mereka kurang termotivasi menjadi petani. Orientasi mata pencaharian mereka tetap mengarah ke laut. Laut dan Orang Bajo seperti dua unsur yang (selalu) bersenyawa.

Rumah panggung di atas padang lamun pemukiman Bajo di Torsiaje seperti rumah yang terapung (Gambar Marahalim Siagian)
Rumah panggung di atas padang lamun pemukiman Bajo di Torsiaje seperti rumah yang terapung (Gambar Marahalim Siagian)
Saat field work ini dilakukan, sedang berlangsung acara lamaran (pra nikah) diantara mereka. Saya menyaksikan bahwa pemuka adat dan tetua kampung dari  desa yang berada di daratan--berpakaian adat turut dalam  acara lamaran itu yang berlangsung di Torsiaje laut.

Selain aspek budaya dan latar belalakang leluhur yang sama,  relasi orang Bajo yang berada di laut dengan orang Bajo yang bermukim di darat seolah tak terpisahkan. 

Hal itu karena mereka hidup dari landasan budaya yang sama, sumber daya penghidupan yang sama, serta menggunakan bahasa sendiri. Orang Bajo seperti sub-kultur dari budaya mainstream populasi penduduk yang lebih besar yang mengidentifikasi diri hulondhalo (Orang Gorontalo).  

Acara adat dalam acara melamar (pra nikah) di kalagan orang Bajo (Gambar: Marahalim Siagian)
Acara adat dalam acara melamar (pra nikah) di kalagan orang Bajo (Gambar: Marahalim Siagian)
Orang Bajo di Torsiaje adalah pemeluk Islam dan mereka memelihara kebersihan. Cara mereka berpakaian serta norma konsumsi mereka tidak begitu berbeda dengan penduduk Gorontalo umumnya. Mereka ramah, orang dewasa maupun anak-anak. Tidak kikuk jika bertemu orang asing. Turis lokal maupun mancanegara memang semakin banyak yang datang ke Torsiaje, Pemda Pohuwato dan Pemda Provinsi Gorontalo telah mendorong Torsiaje sebagai salah satu destinasi wisata andalan.

Torsiaje sebagai destinasi wisata, hemat saya, turis lokal atau manca negara akan mendapat tiga paket sekaligus; (1). panorama yang instagramable, (2).  Orang  Bajo dengan budaya baharinya yang unik,  serta (3). Ekosistem mangrove-padang lamun-terumbu karang yang masih bagus.

Perairan laut yang dangkal itu memiliki air yang jernih. Dari atas perahu yang membawa kita dari dermaga ke pemukiman Bajo di Torsiaje laut, hutan mangrove berada di kiri dan kanan dengan akar berbentuk serabut yang menancap kokoh ke tanah.

Perairannya masih bersih seperti aquarium raksasa. Ikan-ikan sepanjang sendok garpu berenang berkerumun, membentuk macam-macam formasi, lalu tiba-tiba bubar seperti ikan yang bermain petak umpet. Ikan-ikan itu bersembunyi di ketiak rumput laut yang ujungnya melambai-lambai oleh riak air yang ditimbulkan oleh perahu bermesin yang melintas.

Di atas perahu pada kawasan mangrove orang Bajo sedang menyiapkan peralatannya (Gambar Marahalim Siagian)
Di atas perahu pada kawasan mangrove orang Bajo sedang menyiapkan peralatannya (Gambar Marahalim Siagian)
Kegiatan ringan yang bisa kita lakukan jika berwisata ke Torsiaje adalah memancing, tour keliling mangrove, lalu di sore hari naik ke pemukiman orang Bajo yang seolah terapung itu untuk menikmati sunset serta kuliner olahan hasil laut racikan bumbu ala Orang Bajo.

Jika kita ingin mengenal jenis-jenis mangrove dan ekosistemnya, Orang Bajo adalah guru terbaik. Sepanjang daur hidupnya, mereka dekat dengan laut, membuat mereka sangat kenal jenis-jenis ikan dan habitatnya serta ikan dan biota apa saja yang berasosiasi dengan padang lamun, dan ekosistem terumbu karang.

Sumberdaya: mangrove, padang lamun, dan terumbu karang

Hutan mangrove di Torsiaje termasuk yang masih masih baik dibandingkan dengan kondisi mangrove di peisisir Kabupaten Pohuwato lainnya. Misalnya, jika dibandingkan lokasi yang masih berdekatan yakni, kawasan mangrove di Cagar Alam Tanjung Panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun