"Terkurung di kantong hutan tersisa tanpa jantan, gajah-gajah itu akan punah di situ atau punah di tempat," katanya.Â
Pada tahun 2016, agar gajah Jeni dan lima ekor gajah betina lainnya punya cowok, Haris gajah jantan dari Riau dipindahkan ke Hutan Harapan, Jambi.
Sejak hari pertama Haris dilepasliarkan, Januardi ditugasi untuk memonitor gajah itu dari dekat. Setelah beberapa hari, Ia mendapati Haris sudah bertemu dengan kawanan gajah yang dipimpin Jeni.
"Saat pertama kali Haris ketemu dengan Jeni dan kawanannya, Haris diam aja. Haris itu sifatnya pendiam. Pertama kali bertemu, Jeni-lah yang inisiatif pedekate sama Haris, padahal Jeni bukan gajah yang terbesar di kawanan itu," ujar Januardi.
Sambil mencatat keterangan Januardi, saya senyum-senyum membayangkan Jeni yang pedekate dengan Haris yang cool.
Saya mencari tahu sedikit tentang latar belakang gajah Haris. Disebutkan, bobot Haris saat dipindahkan tahun 2016 dari Riau ke Jambi sekitar 3.8 ton, usianya sudah hampir siap untuk kawin.
Keterangan tambahan dari Wanda, alasan pemindahan Haris dari Riau adalah agar dia memiliki ruang hidup yang lebih besar. Gajah jantan biasanya akan keluar dari kelompoknya untuk membuat wilayah jelajahnya sendiri.
Pada saat Haris membuat wilayah jelajah sendiri, ia memasuki kawasan-kawasan perambahan dan mengacak-acak sawit perambah di Riau. Seorang warga pernah dilaporkan dipijak-pijak Haris. Sejak itu Haris dicap "gajah nakal" atau "gajah bermasalah" dari Riau.
Mengapa ke Hutan Harapan, Jambi? Hutan Harapan luasnya kurang lebih 98.500 hektar. Di Jambi, Haris akan mendapat ruang jelajah baru serta dapat menjadi pejantan untuk enam ekor gajah betina yang terkurung di Hutan Harapan.
**