Mohon tunggu...
M Arief Pranoto
M Arief Pranoto Mohon Tunggu... lainnya -

nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, digdaya tanpa aji

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir 2014: Isyarat Indonesia Memasuki Zaman Kolobendu?

11 Februari 2014   18:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:56 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13921163591934516677

Wong Wadon Ilang Wirange (Wanita Hilang Rasa Malunya)

Jika Prabu Jayabaya, Raggawarsita atau Sunan Kalijaga diizinkan reinkarnasi (mungkin) beliau akan “menangis” melihat perilaku sehari-hari rakyat negerinya. Suluknya ternyata nyata, ramalannya tepat semua. Di sana-sini banyak wanita hilang rasa malunya, tetapi uniqnya justru menjadi trend dan gaya hidup.

Lihat saja! Dalam dinamika sosial, justru yang nge-trend adalah “tinggi-tinggian”. Apa saja. Entah tinggi-tinggian ilmu, gedung, kekayaan, pangkat, tinggi-tinggian gelar sosial, akademis, dll. Yang akan dibahas terkait suluk di atas adalah tinggi-tinggian “celana”. Secara fungsi, celana itu sarana untuk menutupi aurat. Jika dikenakan kaum hawa disebut rok. Atau boleh juga disebut jilbab. Apa yang bakal terjadi jika aurat yang wajib ditutup rapat, justru ditinggi-tinggikan,  dijadikan tontonan layaknya (obral) barang dagangan?

Ketika aib rumah tangga yang harusnya disembunyikan justru menjadi konsumsi publik, dijadikan program acara yang “menarik” di media elektronik. Pada gilirannya masalah kawin cerai, perselingkuhan dll di kalangan tertentu dianggap gaya hidup lalu ditiru banyak orang. Ketika (lari) kembali ke ulama agama (mungkin) hanya pura-pura. Bunyi wirid yang afdol bagi mereka adalah Masya Allah – Masya Allah, sambil Pak Kyai “bingung” geleng-geleng kepala mengintip aurat santri-santrinya. Mungkin maknanya, bahwa umat (Indonesia) telah tergoncang, apa karena hampir tak adanya suri tauladan pemimpinnya? — iman manusia mulai bergoyang. Adakah Zaman Kolobendu memang sudah tiba?

Silahkan saudara-saudara mencermatinya!

Artikel itu pernah dimuat di www.theglobal-review.com pada 4 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun