Wong Wadon Ilang Wirange (Wanita Hilang Rasa Malunya)
Jika Prabu Jayabaya, Raggawarsita atau Sunan Kalijaga diizinkan reinkarnasi (mungkin) beliau akan “menangis” melihat perilaku sehari-hari rakyat negerinya. Suluknya ternyata nyata, ramalannya tepat semua. Di sana-sini banyak wanita hilang rasa malunya, tetapi uniqnya justru menjadi trend dan gaya hidup.
Lihat saja! Dalam dinamika sosial, justru yang nge-trend adalah “tinggi-tinggian”. Apa saja. Entah tinggi-tinggian ilmu, gedung, kekayaan, pangkat, tinggi-tinggian gelar sosial, akademis, dll. Yang akan dibahas terkait suluk di atas adalah tinggi-tinggian “celana”. Secara fungsi, celana itu sarana untuk menutupi aurat. Jika dikenakan kaum hawa disebut rok. Atau boleh juga disebut jilbab. Apa yang bakal terjadi jika aurat yang wajib ditutup rapat, justru ditinggi-tinggikan, dijadikan tontonan layaknya (obral) barang dagangan?
Ketika aib rumah tangga yang harusnya disembunyikan justru menjadi konsumsi publik, dijadikan program acara yang “menarik” di media elektronik. Pada gilirannya masalah kawin cerai, perselingkuhan dll di kalangan tertentu dianggap gaya hidup lalu ditiru banyak orang. Ketika (lari) kembali ke ulama agama (mungkin) hanya pura-pura. Bunyi wirid yang afdol bagi mereka adalah Masya Allah – Masya Allah, sambil Pak Kyai “bingung” geleng-geleng kepala mengintip aurat santri-santrinya. Mungkin maknanya, bahwa umat (Indonesia) telah tergoncang, apa karena hampir tak adanya suri tauladan pemimpinnya? — iman manusia mulai bergoyang. Adakah Zaman Kolobendu memang sudah tiba?
Silahkan saudara-saudara mencermatinya!
Artikel itu pernah dimuat di www.theglobal-review.com pada 4 Februari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H