Semua ini sebenarnya terjadi akibat pemerintah tidak pernah belajar dari pengalaman masa lalau atau sejarah yang ada. Pemerintah sudah lupa filosofi operasi pasar beras yang sudah terbentuk selama ini.
Kebijakan hilir yang sudah diterapkan pemerintah selama ini sudah tepat dengan menjalankan program bantuan beras sejahtera (rastra) kepada rakyat miskin. Operasi pasar beras merupakan aplikasi dari teori ekonomi yang sudah baku selama ini. Dimana efektifitas operasi pasar beras dapat berhasil karena dilakukan melalui dua sisi kurva, yaitu sisi penawaran dan sisi permintaan.
a. Sisi Permintaan
Sisi permintaan diintervensi dengan menyalurkan rastra sebanyak 15 kg/bulan/rumah tangga sasaran (RTS) selama 12 bulan. Jumlah penerima sebanyak 15,8 juta kepala rumah tangga dan tersebar di seluruh pelosok tanah air. Dapat dibayangkan andaikan satu rumah tangga dihuni oleh 4 orang, maka dengan kata lain pemerintah sudah meredam kebutuhan beras sekitar 60 juta orang atau seperempat jumlah penduduk Indonesia.Â
Walaupun katakanlah persediaan beras mereka masih ada, namun karena rastra merupakan jatah atau hak mereka, mau tidak mau mereka harus menerima. Dampaknya sudah pasti akan sangat terasa dalam meredam pergolakan kenaikan harga beras.
b. Sisi Penawaran
Pada sisi ini pemerintah mengintervensi pasar dengan apa yang sedang diakukan oleh Bulog sekarang yaitu operas pasar beras murni (OPM). Beras operasi pasar (OP) ditawarkan kepada pedagang beras dan masyarakat umum. Tujuan OP adalah untuk menjangkau masyarakat umum yang tidak mendapat jatah dalam program rastra.
Sehingga keberhasilan kegiatan OP ini dapat ditentukan oleh banyak factor yang antara lain: kualitas beras dan harga beras. Kualitas beras yang baik apalagi sesuai dengan selera konsumen akan menjadi daya tarik mereka memeutuskan untuk membeli. Apalagi jika harga beras yang dijual memiliki selisih harga yang jauh lebih murah dengan harga beras di pasaran.
Namun juga yang terjadi sebaliknya, jika beras OP memiliki kualitas beras yang tidak sesuai dengan selera serta ditambah harga yang tidak jauh beda dengan harga pasar maka faktor inilah menjadi pemicu utama dari kurangnya serapan beras OP bulog oleh kumsumen dan pedagang dipasaran.
Oleh karena itu, harus digaris bawahi bahwa keberhasilan OP beras selama ini dalam menurunkan harga beras di pasaran, karena ditunjang dengan program rastra. Operasi pasar beras selama ini selalu didahului dengan penyaluran rastra. Kombinasi dari dua sisi inilah sejatinya yang sangat signifikan dalam menurunkan harga beras.
Namun jika hanya operasi pasar beras saja yang dilakukan tanpa adanya program rastra, maka harga sulit turun dan bisa kita saksikan serta rasakan seperti yang terjadi sekarang.