Migrasi yang dialami oleh apel maupun pasangan Adam-Hawa itu ternyata diilhami oleh debu-debu bintang yang menjadi penyusun tubuh mereka sendiri ! Â Bukan kehidupan pribadi yang menjadi pilihan mereka, melainkan kehidupan Semesta. Bukan pula kemegahan yang mereka buru, melainkan pengalaman menyatu.
*
*
*
*
Tanya :
"Tapi bukankah Adam dan Hawa ada di Bumi karena makan buah apel, buah keabadian yang terlarang itu?"
Jawab :
"Ah kamu ! Dalam bentangan time-frame keabadian yang tidak linear, bagaimana kamu bisa tahu mana yang sebelum dan mana yang sesudah ? Bagaimana kamu bisa tahu atas-bawah dan kiri-kanannya langit ?"
"Adalah rencanaNya untuk menaruh Adam dan Hawa sebagai misionari Bumi yang pertama. Dan setiap kandidat misionari diharuskan mengembara -hingga ke pelosok-pelosok yang 'tak berbintang'-Â demi meniti jalan keabadiannya sendiri"
*