Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Moving as Millions, Surviving as One *)

19 Mei 2011   14:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:27 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mereka adalah pejuang dan pekerja keras yang luar biasa; seekor lebah rata-rata mengunjungi ratusan hingga lebih dari seribu bunga setiap harinya.

Tahukah engkau berapa bunga yang harus dikunjungi seekor lebah untuk menghasilkan setengah kilogram madu?

Sekitar 2 juta bunga.

Dan tahukah engkau berapa jarak yang mereka tempuh untuk mendapatkan madu sebanyak itu ?

Tak kurang dari 2 kali keliling Bumi.

Ya, segala hal tentang lebah adalah inspirasi yang tak habis-habis. Mereka adalah para arsitek yang menakjubkan kita dengan rumah heksagonalnya. Lebah liar bahkan sudah melakukan pemilu demokratis untuk menentukan lokasi rumah baru selama puluhan juta tahun. Mereka efisien, karena lebah -juga semut- sangat mengandalkan jaringan peran dan aktivitas (berbeda dengan laba-laba yang menggunakan jaringan dalam arti fisik).

(Sungguh sangat disayangkan bahwa kerusakan Alam membuat semua alat peraga Ilahiah dengan koreografi kosmiknya itu kini berada dalam bahaya besar.)

DI ANTARA SERENGETI (Tanzania) DAN MASAI MARA (Kenya)

Kini mari kita ke Afrika sejenak, kawan, ke tempat dimana ratusan ribu WILDEBEEST yangberbalut debu kemerahan itu terhenti sejenak di tebing pinggiran sungai.

Mereka sudah menempuh perjalanan panjang selama berminggu-minggu, dan semuanya sangat menyadari -kecuali para bayi tentunya- bahwa sungai itu akan menguji daya juang mereka sekali lagi.Mereka tahu, di seberang sungai ada tanah harapan. Tapi mereka juga tahu, melompati tebing setinggi itu mungkin akan mematahkan kaki, padahal kaki yang terluka sangat berbahaya di tengah sungai yang sudah dipenuhi oleh buaya-buaya lapar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun