Banyak orang menyukai senja. Guratan merah jingga yang muncul pada waktu sore hari itu memesona banyak pasang mata manusia. Akan tetapi, tidak bagiku. Senja adalah waktu yang ingin ku lewati secepat mungkin. Bukan bermaksud mencaci ciptaan Tuhan, hanya saja aku benci ketika waktu ini terjadi. Maaf, Tuhan.Â
Oh ya, namaku juga senja. Ironi, bukan?Â
Di langkah kakiku yang ke seratus, aku merasa De javu ketika melihat seorang wanita berdiri melewati pembatas jembatan. Gaun putih selutut serta rambut lurus panjang yang tergerai diiringi kicau burung cabak. Kalau saja lutut putih pucat nya tidak terlihat gemetar mungkin saja dia akan dikira kuntilanak.Â
Sandekala dalam pengertian umum adalah senja, atau sesaat sebelum tenggelamnya matahari atau sesaat sebelum maghrib. Dalam khazanah Islam, maghrib adalah waktu tenggelamnya matahari.Â
Ada pula kepercayaan bahwa pada sandekala adalah waktu keluarnya setan dan jin. Anak-anak dilarang keluar rumah dan rumah-rumah ditutup karena berbahaya. Aku teringat sebuah buku ilmiah keagamaan karya Prof. DR. Ir. H. Osly Rachman, MS berjudul 'The Science Of Shalat'. Buku tersebut menjelaskan bahwa menjelang Maghrib, alam akan berubah menjadi spektrum cahaya berwarna merah.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetis (EM) yang memiliki spektrum warna yang berbeda satu sama lain. Setiap warna dalam spektrum mempunyai energi, frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda.
Dalam buku itu dijelaskan bahwa ketika waktu Maghrib tiba, terjadi perubahan spektrum warna alam yang selaras dengan frekuensi jin dan iblis, yakni spektrum warna merah. Pada waktu ini, jin dan iblis amat bertenaga karena memiliki resonansi bersamaan dengan warna alam.
Pada waktu Maghrib, banyak intervensi atau tumpang tindihnya dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama sehingga penglihatan terkadang kurang tajam hingga muncul fatamorgana.
Dalam Islam, pada waktu magrib dijelaskan bahwa setan bersamaan dengan datangnya kegelapan mulai menyebar mencari tempat tinggal, karena mereka tersebar dengan pemandangan luar biasa biasa dan jumlah yang tidak ada yang tahu selain Allah.
Sebagian setan takut dari kejahatan setan yang lain, sehingga setan harus memiliki sesuatu yang dijadikannya sebagai tempat berlindung dan mencari tempat aman.
Maka ia bergerak dengan cepat melebihi kecepatan manusia dengan kecepatan berlipat lipat, beberapa dari mereka berlindung dalam wadah kosong, berlindung ke rumah kosong, dan beberapa dari mereka berlindung kepada sekelompok manusia yang berada di luar ketika waktu senja.Â