Malam itu angin serasa berhenti
Dan sesakpun tiba-tiba mengalir dalam nadi menuju hati
Hingga pelupuk mata ini tak sanggup menahan lagi air mata
Atas kepergianmu
Maafkan aku Tuhan
Mengapa ini seperti terburu-buru ?
Engkau singkatkan waktuku untuk dapat bercengkrama dengannya
Berbagi cerita dan kasih sayang dalam menggauli hari-hari dengannya
Melempar semua duka dan keluh kesah
Menyimpan semua kebahagian dalam kebersamaan
Ruang terasa hampa
Bahkan tak kulihat sedikitpun retak dan kusamnya
Saat bunga ditaburkan di atas rumah barumu
Lalu repihan-repihan kenangan yang berbinar itu berputar-putar di benakku
Melekat erat di dinding kalbu
Perlahan temaram
Kemudian bersatu hingga begitu dalam
Tuhan...
Semoga rumah baru ibuku adalah rumah yang penuh Keridhoan-Mu
Rumah bagi para penghuninya yang Engkau cintai dan sayangi
Karena selama aku bersamanya
Ibuku selalu mencicilnya dengan amal dan doa
Tuhan....
Aku rindu ibuku
Rindu dengan kelembutan belaiannya yang menenangkan
Rindu dengan wangi tubuhnya dalam pelukan
Rindu dengan kerasnya ia saat aku berbuat salah
Rindu dengan doa-doanya saat aku sibuk berupaya menangkis berjuta tombak dan anak panah
Tuhan....
Kuatkan aku menjelajahi hari-hari yang sedikit gersang
Berbaur debu menerpa jalan yang terlihat meradang
Dalam limbung karena kehilangan
Diseret rindu ke pojokan sunyi yang kadang mencekam
Tuhan....
Sampaikan rindu pada ibuku
Kuatkan aku untuk senantiasa menemaninya di sini
bersama doa-doa di setiap rakaatku
bersama rasa yang selalu ingin bertemu
Tuhan...
Aku rindu ibu
Allahumaghfirlaha
Warhamha, Wa 'afihii, Wa'fuanha
Â
LEUWIGAJAH
2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI