Mohon tunggu...
sumantri suwarno
sumantri suwarno Mohon Tunggu... -

pengembara kehidupan, sedikit membaca, banyak mencerna....

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menjaga Ahok, Menegur Ahok

27 Februari 2015   14:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25 2161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua hal yang berbahaya dari situasi ini, pertama berdasarkan kejadian-kejadian sebelumnya seringkali informasi Ahok tak cukup lengkap. Akibatnya pernyataan Ahok sering tidak akurat. Keuntungannya selama ini Ahok menyerang anak buahnya yang kebanyakan birokrat dan cenderung bisa menerima. Berbeda situasinya ketika gaya menyerang ini dia tujukan ke jajaran DPRD DKI.

Kedua, kegemarannya melakukan serangan terbuka dan bukannya mengklarifikasi akan selalu membuat permasalahan menjadi jauh lebih rumit. Akan lebih elok jika Ahok mengadakan konsultasi dengan jajaran DPRD, mengomunikasikan permasalahan yang terjadi tanpa harus mengorbankan integritasnya yang baik itu.

Sangat mungkin seperti yang dituduhkan Ahok, ada oknum DPRD yang punya kemauan tidak baik dalam pembahasan APBD. Tetapi itu adalah situasi yang dihadapi oleh semua Kepala Daerah bahkan Presiden saat melakukan pembahasan anggaran. Tugas Ahok selaku pemimpin adalah menghadapi situasi itu, mengupayakan titik temu dengan tetap memegang prinsip-prinsip kejujuran.

Ahok tidak bisa serta merta menuduh, melemparkan wacana, dan sejenisnya -- tanpa terlebih dahulu melakukan tugas utamanya sebagai kepala daerah untuk menjaga hubungan baik dengan legislatif, dan pihak-pihak lain di masyarakat. Menjaga anggaran agar terbebas dari korupsi adalah satu hal, tetapi kelangsungan tahapan-tahapan pembangunan adalah hal lain yang harus diperhatikan. Sebagai pemimpin pemerintahan, Ahok juga harus taat kepada norma hukum yang berlaku, seberapa buruk pun itu di matanya.

Kini pemerintah DKI bukan hanya menghadapi krisis politik, tetapi juga menghadapi ancaman krisis anggaran. Tahun 2014 faktanya penyerapan APBD DKI menunjukkan tingkat serapan terendah sepanjang sejarah. Ada kenyataan yang muncul bahwa kepemimpinan Jokowi Ahok baru berhasil dari sisi menjaga kepercayaan masyarakat dan menumbuhkan harapan, tetapi belum benar-benar mengantarkan keberhasilan.

Tugas pemimpin di mana pun adalah mencari solusi atas semua permasalahan yang terjadi dengan risiko terkecil buat masyarakat. Jika seorang sopir saat menghadapi tebing longsor langsung memilih putar balik dan terus mengutuk tebing yang longsor maka dia hanyalah seorang sopir. Dia bukan seorang pemimpin perjalanan, yang tugas utamanya adalah mengantarkan penumpang sampai ke titik yang dituju.

Saya memilih aktif mengingatkan Ahok, karena saya berkeyakinan dia adalah pemimpin perjalanan, bukan hanya sopir. Ahok harus ditegur dan diingatkan, agar lebih berhati-hati karena korban semua langkahnya bukanlah dirinya sendiri, tetapi harapan masyarakat yang begitu tinggi.

@mantriss


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun