Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Polusi Suara Unit 9-10 PLTU Suralaya, Jadi Ancaman Kesehatan Mental Warga?

20 Januari 2025   06:08 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:38 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polusi suara dari Unit 9-10 PLTU Suralaya telah menjadi teror yang perlahan tapi pasti menggerogoti kesehatan mental warga Kampung Kopi.

Para lansia di kampung kopi juga mengaku sering merasa cemas tanpa alasan jelas. Anak-anak mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan perilaku, seperti sulit fokus saat belajar atau tidak bisa tidur lelap.

“Tidak ada yang tahu dampaknya pada anak-anak kami di masa depan,” katanya dengan dengan nada prihatin. “Tapi kami tahu, hidup seperti ini tidak sehat.”

Bagi warga Kampung Kopi, polusi suara dari Unit 9-10 PLTU Suralaya bukan hanya sekadar suara. Itu adalah simbol ketidakadilan. Mereka merasa hak  hidup dengan tenang—sebagaimana dijamin oleh konstitusi—telah dirampas.

Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 jelas menyatakan bahwa segala kekayaan alam di Indonesia harus digunakan untuk kemakmuran rakyat. Tapi, apa yang mereka rasakan justru sebaliknya.

“Kalau  benar-benar ada yang peduli, seharusnya mereka memastikan kami tidak menderita, karena mesin-mesin proyek ini pun baru beroprasi,” ungkapnya dengan nada getir.

Di tengah kondisi tersebut, warga Kampung Kopi mencoba bertahan sebisa mungkin. Mereka bukan hanya membutuhkan solusi sementara, tapi ingin hidup tenang seperti dulu lagi.

Ketika ditanya apa harapannya untuk masa depan, Ia hanya menggelengkan kepala. “Saya tidak tahu, apakah suara itu bisa berhenti? ” katanya lirih. Ia berharap, setidaknya anak-anak kami bisa tumbuh tanpa harus mendengar suara mesin sepanjang hari.

Waktu beranjak siang, seperti biasa, Kampung Kopi masih diselimuti kebisingan dari Unit 9-10 PLTU Suralaya. Di dalam rumah-rumah kecil yang berdiri rapat, warga mencoba tetap beraktifitas meski tahu ketenangan hanya mimpi yang semakin jauh dari jangkauan.

Di bawah langit yang mendung, deru mesin terus berdengung, melawan bisikan doa yang dipanjatkan oleh mereka yang hanya ingin hidup damai. Seraya menanti penjelasan pihak proyek Unit 9-10 PLTU Suralaya yang kini masih tak bersuara.

(Identitas narasumber dirahasikan untuk mencegah adanya intimidasi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun