Ubaidil, warga Kecamatan Cibeber yang kerap rumah orang tuanya dilanda banjir, mengungkapkan pernah dalam sebuah acara seorang tokoh masyarakat menanyakan langsung ke Wali Kota, bagaimana cara mengatasi banjir yang kerap terjadi di Cibeber?
Jawaban yang tidak subtansi justru meluncur, "sebelum saya jadi walikota, Cibeber mah sering terjadi banjir," katanya dengan ringan. Setelah itu tak ada jawaban apa pun lagi. Menguap sudah tak ada harapan lagi.
Para pejabat memang sigap dalam urusan meninjau lokasi banjir. Bagi-bagi bantuan berupa makanan atau sembako sambil merasakan wahana air.Â
Sayangnya kunjungan sebatas seremonial untuk membuktikan keprihatinan kepada masyarakat, setelah itu banjir terjadi lagi tanpa solusi.
Jika banjir kerap terjadi di tempat yang sama selama bertahun-tahun, apakah ini membuktikan ketidakmampuan dalam mengatasi persoalan banjir?
Jadi Tuan Rumah City Sanitation Summit, Tapi Sanitasi Buruk
Dua pekan lalu, dengan bangga Kota Cilegon menjadi Tuan Rumah City Sanitation Summit (CSS). Cilegon diklem sudah baik dalam urusan sanitasi.
Diketahui City Sanitation Summit adalah forum pertemuan untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan terhadap kegiatan sanitasi. Hal ini untuk selanjutnya membangun kemitraan serta mendorong upaya advokasi, promosi, dan kampanye pembangunan sanitasi di daerah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045.
Sanitasi memiliki pengertian menyangkut upaya pengendalian yang dilakukan di semua faktor lingkungan fisik manusia, seperti air, kelembaban udara, suhu, tanah, angin, rumah, dan benda mati lainnya.Â
Menurut WHO, sanitasi merupakan upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.