Saya kemudian meninggalkan mereka. Kembali ke ruang kerja. Sejenak berfikir. Sekolah libur tanpa kesiapan orang tua mendampingi anak untuk belajar daring.
Meliburkan sekolah untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 memang cukup efektif. Hanya saja pelaksanaan belajar daring di rumah masi belum efektif dilaksanakan. Orang tua belum menguasai cara belajar daring yang dianjurkan oleh Presiden RI. Meski pun setiap orang memiliki ponsel pintar, belum tentu bisa menguasai aplikasi di dalamnya.
"Banyak guru juga yang tidak paham dengan belajar daring," kata istriku. "Di grup whatsapp alumni Prodi Pendidikan SD saja, mereka kesulitan menghubungi wali murid."
Melihat situasi seperti ini, anak-anak mendapatkan kemerdekaan sesungguhnya. Selama 14 hari kedepan mereka bebas bermain sesuai dengan dunianya. Tidak ada beban belajar yang menjadi rutinitas.
Tidak bisa menyalahkan mereka, anak-anak hanya menjalankan intruksi libur selama dua pekan. Kebijakan yang dibuat tidak memperhatikan kondisi sosial rakyat kecil yang belum melek teknologi informasi.Â
Ingin rasanya seperti anak-anak. Meski pun virus covid-19 bisa mengancam siapa saja, mereka bebas tanpa terpengaruh isu yang membuat banyak orang panik dibuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H