Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis Biografi ala Eka Budianta

29 Agustus 2024   15:42 Diperbarui: 29 Agustus 2024   15:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri foto workshop bersama Eka Budianta

Eka Budianta adalah penulis lintas genre: puisi, esai tentang lingkungan hidup, pariwisata, pendidikan dan kolom sosial politik. Tidak hanya itu, perjalanan kariernya juga menarik. Beliau sempat menjadi wartawan majalah Tempo (1980-1983), koresponden koran Jepang Yoimuri Shimbun (1984-1986), asisten pada pusat informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIC), BBC London, UNESCO dan penerbit Puspa Swara. 

Beliau juga aktif—partisipatif, inisiator atau pun kontributor—dalam LSM Bina Swadaya, Komunitas Sastra Indonesia, dan Yayasan Dana Mitra. Pernah pula mengikuti program pendidikan jurnalistik: Lowa Writers Program di Lowa, Amerika Serikat (1980-1981). Belakangan, beliau menjadi penulis biografi yang sedang naik daun.

***

Sebagai penulis—baik amatiran atau pun kawakan—mungkin kita sudah tidak asing lagi (bahkan lanyah) membuat riwayat hidup untuk melengkapi suatu karya. Baik karya buku solo atau anotologi saya kira selalu dilengkapi dengan riwayat penulis. 

Dalam perjalanannya, istilah penyebutan tentang riwayat penulis yang ditulis oleh penulis itu sendiri mengalami perkembangan yang pesat. Mulai dari autobiografi, bionarasi, riwayat hidup hingga tentang penulis. Rupa-rupa istilah itu digunakan sesuai selera penulis. Begitu juga dengan susun isi yang dipaparkan di dalamnya, ada kebakuan ruang lingkup khusus yang harus dipancangkan ke muka. 

Bersebarangan dengan itu, jikalau kita menulis sejarah (kisah) kehidupan orang lain mulai dari latar belakang keluarga, pendidikan, profesi, prestasi dan lain sebagainya disebut biografi. Eka Budianta dalam loka karya di kopdar ke-2 RVL menegaskan, bahwa menulis biografi adalah bentuk perayaan atas proses menjalani kehidupan sekaligus mencatat penemuan seseorang atas peran dalam kontestasi sejarah peradaban masyarakat, bangsa dan dunia. 

Oleh sebab itu, maka jangan heran jika kemudian dalam penjabaran biografi seseorang tersebut akan beririsan dengan perkembangan teknologi, kehidupan sosial-ekonomi dan cakrawala pendidikan masyarakat. 

Pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana cara kita menulis biografi tokoh yang menarik? Menurut Eka Budianta jika kita hendak menulis biografi berdasarkan permintaan, sepengetahuan dan seizin tokoh yang bersangkutan alangkah baiknya data—bahan dan bukti jejak—bersumber dari napak tilas yang padupadankan dengan wawancara. Napak tilas dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat penting dalam kehidupan sosok yang bersangkutan. 

Baca juga: Kopi Hati

Yang demikian dikuatkan—disempurnakan, dilengkapi dan dikonfirmasi—dengan data hasil wawancara dari sosok yang bersangkutan atau orang terdekat dengan sosok. Istri, anak, guru dan lainnya yang memang berpengaruh besar (saksi hidup) dalam kehidupan tokoh.

Data yang terkumpul tersebut lantas diolah sesuai runtutan kronologi riwayat hidup. Agar tampak lebih natural dan hidup kita bisa menggunakan pendekatan dan sudut pandang orang paling terdekat dengan tokoh. Dalam prosesnya, kekuatan imajinasi penulis juga sangat memainkan peran penting. Kendati begitu teknis kepenulisan, kreativitas dan kompetensi yang dimiliki oleh penulis adalah faktor yang tak kalah penting, karena berhubungan dengan hasil tulisan yang renyah dan dapat diterima khalayak pembaca yang budiman.

Ditinjau dari sudut pandang pembaca yang budiman, ada beberapa manfaat dari menulis biografi tokoh. Mulai sebagai upaya untuk lebih dekat mengenal tokoh terkenal dan berpengaruh, memotret lika-liku perjuangan hingga mencapai kesuksesan tokoh, menjadi motivasi diri hingga menjadi ruang inspirasi sekaligus mengambil keteladanan yang dapat diimplementasikan kebaikannya. Diimplementasikan secara parsial atau pun komunal. 

Sedangkan manfaat menulis biografi apabila ditinjau dari sudut pandang tokoh yang bersangkutan (ditulis) di antaranya: sebagai jejak dokumentasi hidup, ekspresi diri dan ide dan sebagai gelanggang menebar kebermanfaatan dalam skala luas. 

Bagi anda yang hendak menulis biografi tokoh, setidaknya harus meliputi lima unsur utama yang wajib diperhatikan. Kelima unsur tersebut, yakni cerita latar belakang keluarga tokoh, latar belakang pendidikan tokoh, masalah (kesulitan, tantangan) dan cara menghadapinya (termasuk berbagai solusi yang dihadirkan ke muka), keistimewaan sampai dengan keteladanan tokoh. Semunya itu adalah unsur pembentuk dan kelengkapan tulisan yang dikategorikan sebagai biografi. 

Terkait bagian latar belakang keluarga, penulis harus mengulik keterlibatan, posisi dan keberadaan tokoh di dalam keluarga secara detail. Mulai dari tempat tanggal lahir, silsilah keluarga, anggota keluarga keberapa, memiliki peran dan pengaruh sebagai apa sampai dengan karakteristik yang melekat di dalam diri tokoh yang bersangkutan. Hal yang sama—analisis yang akurat—juga berlaku tatkala penulis hendak mendedah latar belakang pendidikan tokoh. Jangan sampai ada bagian rekam jejak pendidikan yang terlewatkan. Sekecil dan sesingkat apa pun itu.

Berbagai masalah yang muncul dari hilir ke hulu; beragam konflik dari kerikil ke gejolak hingga bagaimana cara tokoh mengahadapi dan mengatasi masalah adalah bagian dari percikan motivasi diri. Kumpulan strategi merajut solusi bisa diadopsi dengan sistem amati, tiru dan modifikasi (ATM). Sangat dimungkinkan, terjalnya perjuangan orang lain juga turut menimpa kita kendati dalam bentuk, ruang lingkup dan dimensi yang berbeda. Bisa pula, peliknya permasalahan yang dituangkan menjadi kekuatan dan cermin diri untuk mengaktifkan potensi yang selama ini masih terpendam.

Sementara terkait keistimewaan dan keteladanan dari sang tokoh sejatinya mampu mensugesti anda untuk terus mencari dan menemukan apa yang menjadi kelebihan dari dalam diri anda. Memang betul potensi masing-masing orang berbeda, namun bukankah keistimewaan itu dituai melalui tempaan proses. 

Gampang atau pun tidak; dalam kurun waktu yang panjang atau pun sebaliknya. Kecuali keistimewaan yang dimaksud dalam blue print: bersifat given (bawaan) dari Tuhan secara khusus. 

Jenis naskah biografi bervariatif. Bedasarkan penulisannya naskah biografi dibedakan menjadi dua: Authorized biography dan Unauthorized biography. Jenis pertama dibuat atas dasar seizin dan sepengetahuan tokoh. Sedangkan jenis kedua, kebalikannya. Penulis menceritakan kisah tokoh tanpa izin yang bersangkutan. Menceritakan kisah tokoh yang sudah menginggal sebagai contoh konkretnya. 

Ditinjau dari pertimbangan isinya, naskah biografi terbagi menjadi: biografi perjalanan karier dan biografi perjalanan hidup. Sesuai nama, jenis teks biografi pertama berisikan cerita sang tokoh meniti perjalanan karier. Mulai sejak menceburkan diri, proses jatuh-bangun hingga meraih titik yang disebut puncak karier, kesuksesan. Begitu juga dengan biografi perjalanan hidup yang mengulas lanskap kehidupan tokoh tertentu. 

Ada pun jika ditinjau dari proses penerbitannya, naskah biografi dibedakan menjadi dua kategori, yakni mandiri dan subsidi. Naskah biografi mandiri diterbitkan dan dicetak menjadi buku dengan menggunakan biaya produksi oleh penulisnya sendiri. Berbeda dengan naskah biografi subsidi, seluruh biaya produksi—sunting, layout, desain, terbit dan cetak—ditanggung penuh oleh pihak sponsor. 

Sedangkan naskah biografi ditinjau berdasarkan lokus persoalan yang dibahas ialah terdiri dari tiga jenis, yaitu biografi politik, intelektual dan jurnalistik. Persis namanya, tipikal biografi yang pertama fokus mendedah cerita tokoh politik tertentu. 

Biografi intelektual cenderung mengulas tokoh dengan gaya penulisan menggunakan bahasa ilmiah. Bisa jadi karena latar belakang tokoh yang diceritakan adalah ilmuwan, saintis atau akademisi. Lain halnya dengan biografi jurnalistik, semua data yang ditulis dihasilkan melalui wawancara dengan tokoh yang bersangkutan atau pun dengan sosok yang dinilai sebagai pendukung cerita. 

Pembahasan yang diulas di atas setidaknya mampu menjadi acuan konkret tentang biografi jenis apa yang hendak kita tulis. Menulis biografi jenis apa pun yang menarik minat kita tentu menyodorkan dua mata koin: Kemudahan dan tantangan. Masing-masing opsional itu akan beririsan dengan jam terbang, komptensi dan ketelatenan penulis dalam menuntaskan naskah yang sedang digarap.

Tulungagung, 29 Agustus 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun