Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengubah Hidup dengan Menulis

28 Februari 2023   06:40 Diperbarui: 28 Februari 2023   06:48 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi: cover buku yang diresensi)

Jika dianalogikan, strategi menulis ini menurut saya tak lebih seperti mind mapping yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja seorang penulis dalam berkarya. Tanpa adanya strategi jitu dalam menulis, bisa saja semangat dan kualitas tulisan yang dihasilkan akan fluktuatif, bahkan melempem. 

 modal terakhir yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah teladan. Teladan atau khalayak ramai sering menyebutnya sebagai role model yang terbenam dalam diri seseorang. Teladan seorang penulis sudah pasti seorang penulis kawakan. Kendati tidak semua penulis kawakan adalah tokoh masyhur intelektual. 

Kendati demikian, dalam keteladanan ini penulis bukan semata-mata fokus pada ceruk kemasyhuran penulis kawakan melainkan lebih menimbang sisi kreativitas, ketekunan dan tradisi para penulis yang harus diteladani. Ruang lingkup pembahasan itu sebagaimana terproyeksikan melalui judul bab keenam: Belajar Menulis dari Para Toko. 

Dari sekian banyak penulis kawakan dan teladan, dalam bab keenam tersebut penulis membahas proses kreatif menulis dari sembilan tokoh. Sembilan tokoh yang menurut penulis banyak menginspirasi, memiliki ciri khas nyentrik dan resep rahasia dalam proses kreatif menghasilkan karya tulis. 

Pembahasan itu dimulai dengan mengenal kreativitas bergelut dengan dunia kata versi Muhammad Fauzil Adhim, seni menulis ala Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, spirit menulis Anwar Holid, tahajud ilmiah Prof. Yudian Wahyudi, Ph. D, perjuangan menulis N. Mursidi, tahan dari segala godaan tatkala menulis menurut The Liang Gie, belajar menulis dengan hati kepada Wawan Susetya, meneladani Zara Zettira ZR memproduksi kata-kata hingga bagaimana Krishna Mihardja menulis dengan penuh kegigihan. 

Dengan meneladani proses kreatif menulis yang dilakukan sembilan tokoh tersebut setidaknya pembaca diajak menengguk segarnya tetesan air dari mata airnya langsung. 

Penulis seakan-akan hendak menegaskan bahwa air yang kita teguk itu tidak hanya menuntaskan dahaga secara jasmani namun juga menjadi asupan gizi bagi rohani--memedarkan motivasi yang dimiliki oleh penulis tersebut. 

Meminjam istilah The Liang Gie, hal itu disebut dengan dorongan batin yang besar. Ibarat mata air yang terus mengalir ke rupa-rupa jenis sungai hingga berakhir di muara. Dalam proses hilirisasi air itu pula banyak kemanfaatan berjangka yang akan dituai. 

Buku yang memuat 50 topik pembahasan ini saya kira sangat cocok dibaca untuk semua kalangan. Utamanya bagi mereka yang memiliki cita-cita menjadi seorang penulis. Atau mungkin penulis pemula yang sedang mengalami stagnasi, mengalami kebuntuan ide, dan hampir pesimistis dalam menapaki proses panjang menjadi seorang menulis. 

Saya yakin dengan mengkhatamkan buku yang ditulis dengan komposisi antara pengalaman dan teori yang porposional ini spirit menulis Anda akan prima kembali. Kendati kemudian, rasa nyaman Anda dalam membaca mungkin akan sedikit terganggu dengan ditemukannya beberapa halaman yang tercetak secara ganda. Misalnya pada halaman 157-158 dan 163-164.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun