Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengadaan Sarpras di Masa Awal Perpindahan

7 Juli 2022   12:21 Diperbarui: 7 Juli 2022   12:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Secara fisik, lemari baru tersebut full berwarna coklat. Keseluruhan kerangka lemari berbahan dasar besi ringan, sedangkan di bagian tengah kedua pintunya terpasang kaca hitam transparan yang lumayan cukup tebal. Ketebalan kaca hitam transparan itu kisaran 0.5-0.8 milimeter.  Dari segi ukuran, tinggi lemari itu sekitar 1,5 meter, panjang 80 sentimeter dan lebar 40 sentimeter. Lemari yang berukuran sedang itu memiliki tiga sekat di dalamnya. Masing-masing sekat itu dialasi kaca hitam transparan yang tebalnya hampir sama dengan kaca yang terpasang pada kedua pintunya.

Untuk menunjang keamanan barang yang disimpan di dalamnya, kedua ujung pintu sisi kiri dipasangi kunci tolak. Sedangkan untuk merekatkan antara kedua sisi pintu (pintu sisi kanan dan kiri) dipasangi kunci kontak. Kunci kontak bawaan lemari tersebut berjumlah dua buah. Dua buah kunci kontak bawaan lemari tersebut dipegang oleh dua orang. Satu dibawa oleh Mas Zakaria, sedangkan satu lagi saya pegang. Kenapa kunci lemari tersebut harus dipegang oleh dua orang? Alasannya adalah untuk jaga-jaga dan siap siaga. Manakala ada kebutuhan mendesak dan lupa tidak membawa kunci, maka masih bisa mengandalkan satu orang lagi. Sementara jikalau kedua buah kunci hanya dipegang oleh satu orang dan kebetulan hilang, maka alamat apes; lemari tidak bisa dibuka.

Kehadiran lemari tersebut sangat bermanfaat untuk menyimpan berkas administrasi lembaga. Mulai dari data keseluruhan santri dan asatidz, buku pedoman pembelajaran, surat-surat berharga sampai dengan buku pendataan penyelenggaraan pendidikan: absensi santri dan murid, buku tamu, buku evaluasi, buku inventaris barang dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, pada kenyataannya lemari tersebut juga dimanfaatkan untuk menyimpan beberapa buah mainan, hand sanitizer, masker, face shield tisu dan alat tulis. Masing-masing berkas dan barang dikategorikan sesuai dengan pembagian sekat yang ada.

Sejauh yang saya amati selama ini, pembagian isi sekat lemari tersebut kurang lebih ialah sebagai berikut. Pada sekat yang pertama berisikan buku pedoman, lembar kontrol mengaji, jilid dan Al-Qur'an braille. Sekat kedua, menampung berkas administrasi santri dan asatidz, buku administrasi penyelenggaraan pendidikan dan alat tulis. Sekat ketiga tempat menyimpan perlengkapan antivirus Covid-19: hand sanitizer, masker, face shield dan tisu. Sedangkan pada sekat yang terakhir, keempat, diisi penuh dengan berbagai macam jenis mainan media pembelajaran.

Semenjak tersedia lemari yang diletakkan di sisi utara bagian dalam musala Baitussalam, lebih tepatnya di wilayah tempat menunaikan salat jemaah perempuan, semua berkas administrasi lembaga lebih terpusatkan di satu tempat. Berbeda dengan sebelumnya, di mana semua berkas administrasi lembaga tercecer di mana-mana. Sebagian berkas dibawa oleh Mas Zakaria, sebagian dibawa oleh sekretaris dan sebagian yang lain diamankan oleh bendahara. Tercecernya berkas administrasi lembaga di banyak tempat menyebabkan tidak terkontrolnya tingkat akurasi, keberadaan dan kuantitas data. Tentu saja hal ini membingungkan pengurus harian (PH) tatkala ada kebutuhan mendesak terkait berkas administrasi lembaga.

Kelima, pengadaan kipas angin. Masih terlintas betul dalam ingatan saya, pertama kali menghelat pembelajaran mengaji di musala Baitussalam para santri dan asatidz sangat dimanjakan dengan keberadaan dua kipas angin. Satu buah kipas angin gantung menempel di langit-langit sisi bagian utara musala. Sedangkan satu buah kipas angin lagi terpasang kokoh pada bagian atas dinding sebelah selatan musala. Jika keduanya dibandingkan berdasarkan kecepatan, kipas angin yang berada di bagian sisi selatan musala lebih dapat diandalkan.

Keberadaan dua kipas angin tersebut sangat bermanfaat untuk menyetabilkan sirkulasi udara yang ada di ruangan musala, utamanya tatkala kami merasakan udara panas di luar mulai lancang dan merembet menjangkiti tubuh kami. Dengan demikian, jikalau udara panas dirasa sedang tidak bersahabat dan ekstrim dengan tubuh kami sontak kami tak segan untuk menyalakan kipas angin. Akan tetapi, apabila udara dingin sedang menikam tubuh sampai ke tulang, kami tidak sampai hati untuk menyentuh tombol power kipas angin.

Keberadaan dua kipas angin tersebut di mata pengelola musala Baitussalam tampaknya tidaklah cukup, hingga akhirnya pada permulaan bulan Juni telah terpasang dua buah kipas angin baru. Dua kipas angin baru berwarna hitam yang berukuran besar tersebut menempel pada dinding sebelah timur musala. Posisinya persis di atas jendela. Tak lupa, untuk memudahkan menghidupkan kipas angin tersebut stopkontak dipasang dengan tinggi yang ideal. Kurang lebih dengan tinggi 1,5 meter masing-masing stopkontak kedua kipas angin tersebut dipasang.

Tentu saja kehadiran dua kipas angin tambahan tersebut membuat para santri dan asatidz merasa sangat dimanjakan dalam menikmati proses pembelajaran mengaji di musala Baitussalam. Setidaknya sirkulasi udara yang stabil dan merata ke semua sudut ruangan turut meningkatkan kenyamanan tatkala kami berada di dalam musala, sehingga membuat kami betah untuk berlama-lama di sana.

Jika diamati lebih jauh, semenjak kepindahan TPQLB Spirit Dakwah Indonesia Tulungagung ke musala Baitussalam pihak pengelola pada kenyataannya telah banyak melakukan pengadaan sarana dan prasarana yang kian lengkap dan mendukung proses pembelajaran mengaji TPQLB, kendati yang demikian tidak dilakukan secara serentak, melainkan dengan cara dicicil satu persatu. Mengetahui progres itu, sudah barang tentu  kami harus pandai-pandai mensyukuri nikmat yang ada tanpa putus-putus.

Tulungagung, 03 Juli 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun