Mungkin anda sempat bertanya-tanya. Lantas di mana letak Hibriditas Pergerakan Nasionalisme Boedi Oetomo? Jika saya meminjam pemaknaan istilah hibriditas ala Ania Loomba dalam bukunya yang berjudul Colonialism/Postcolonialism, maka persilangan antara dua pihak yang unggulan adalah jawabannya.Â
Persilangan dua pihak yang unggul dalam pergerakan Nasionalisme Boedi Oetomo dapat dilihat beberapa hal, di antara; pertama, Boedi Oetomo sebagai satu organisasi yang menampung orang-orang unggulan dari berbagai latarbelakang. Mulai dari anggota yang berstatus sebagai mahasiswa di STOVIA dan sekolah cabangnya yang lain, priyayi hingga partisipan-simpatisan penjabat-penjabat penting dalam kubu kolonial Belanda.
Kedua, para pendiri Boedi Oetomo yang notabene merupakan mahasiswa pribumi yang berprestasi namun mendapatkan kesempatan bersekolah di STOVIA secara gratis. Terlebih di sana ada banyak pelajar yang berasal dari daerah modern. Hal itu adalah persemaian yang saling menguntungkan di antara dua belah pihak. Mutualisme simbiosis. Meskipun pada akhirnya, setiap alumni sekolah pendidikan Belanda itu hidup dalam bayangan korban politik etis yang terus diperas.
Ketiga, tergabungnya berbagai mahasiswa berprestasi sebagai anggota Boedi Oetomo telah menjadi ruang diskusi dalam rangka pertukaran wawasan pengetahuan, pandangan dan pemikiran tentang sebuah arti daripada makna pendidikan mampu menjadi jembatan kebebasan, kesetaraan dan keadilan. Pendek kata, secara tidak langsung, Boedi Oetomo ini turut membentuk kepribadian jiwa-jiwa patriot dan nasionalis dalam setiap masing-masing anggotanya menularkan akan pentingnya semangat kesalehan sosial dan kesatuan.Â
Sementara yang terakhir, terbentuk pergerakan Boedi Oetomo sendiri tidak hadir dalam ruang yang kosong, melainkan ada bentuk persilangan ideologi yang melatarbelakanginya. Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 adalah salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi bangkitnya pergerakan nasionalisme di Indonesia.
Terakhir, saya ucapkan; selamat memperingati hari pendidikan Nasional. Semoga jaya terus pendidikan Indonesia.
Tulungagung, 02 Mei 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H