Dari sana setidaknya kita bisa tahu bahwa upaya mengatasi writer's blok yang ada di dalam diri kita adalah proses pembelajaran yang akan mematangkan pemahaman kita.
Terdapat beberapa cara ampuh mengatasi writer's blok, di antaranya ialah sebagai berikut; pertama, menulis bebas. Menulis bebas di sini dapat dipahami sebagai bentuk penuangan kata mengalir begitu saja tanpa terikat tema tanpa menghiraukan sistematika penulisan yang ada.Â
Dalam realisasinya, menulis bebas ini sama halnya seperti kita mentransformasikan semua keluh-kesah, gundah gulana dan kebingungan diri menjadi rangkaian kata yang tersusun di dalam buku diary. Melalui proses menulis bebas ini setidaknya kita dapat mengetahui kategori persoalan yang kita miliki.Â
Selain itu, melalui menulis bebas ini kita juga dapat menggali ide dan kata-kata yang telah lama mengendap (tertimbun) di kepala. Secara tidak sadar, dari menulis bebas ini kita dapat menyusun kembali puzzle gagasan, pengalaman-penyalaman hidup yang berarti dan runtutnya pola pemikiran kita dalam mendiskusikan satu persoalan dengan teori yang telah kita pelajari. Bukankah ini satu aktivitas yang sungguh mengasyikkan?
Kedua, lakukanlah olah raga ringan. Olah raga ringan di sini maksudnya berusaha menggerakkan beberapa anggota tubuh. Misalnya saja menggerakkan kepala, kedua tangan, kaki dan lain sebagainya secara teratur dan perlahan. Lantas kenapa kita harus olah raga ringan? Bukankah menulis dan olah raga tidak ada hubungannya sama sekali?Â
Oh tentu ada. Melalui olah raga ringan ini justru dapat meningkatkan pikiran dan mood kita. Karena dengan olah raga ringan setidaknya aliran darah dan  proses penyaluran oksigen dalam tubuh kita akan tersalurkan dengan baik.
Selain itu, sesungguhnya proses menulis itu sendiri tidak lain adalah salah satu bentuk olah raga. Baik itu menulis secara manual dengan mengandalkan perpaduan antara gerakan tangan, goresan pena dan kertas maupun proses menulis melalui alat elektronik sesungguhnya di sana kita sedang menggerak bagian dari anggota tubuh. Utamanya menggerakkan dan mengasah bagian vital yang menjadi ciri khas dari manusia itu sendiri, yakni cara kerja akal dan mengelola emosi.Â
Pendek kata, manusia yang sering menulis dan gemar menggeluti dunia literasi, maka pikiran dan manajemen emosinya dapat dipastikan sehat. Sebab proses latihan yang panjang mampu menjadikan yang tumpul menjadi tajam, yang tajam menjadi lebih cemerlang. Sehingga terhindar dari toxic thinking dan terjerumus dari hal yang membuat emosinya tersulut, seperti ditagih utang.
Ketiga, berdiskusi. Kebuntuan ide dan ketidakpahaman atas buku yang telah kita baca bisa jadi disebabkan karena tidak adanya lawan bicara untuk bertukar pikiran, pandangan dan informasi. Atas dasar itu pula maka hadirnya lawan bicara yang menyenangkan, terbuka dan berwawasan luas dalam mempersoalkan berbagai topik sangat dibutuhkan.Â
Sampai di sini mulailah tampak jalan penghubung, tidak menutup kemungkinan pula writer's blok terjadi karena adanya rasa jenuh dan bosan yang terus menggelayuti diri sehingga ia tidak ada pilihan selain menanggalkan kewajiban untuk menulis, alias mengutang.
Jadi sederhananya, jangan lama-lama menjomblo gitu ya Bang? Etdah... Maksudnya bukan begitu juga kali. Maksudnya itu, cobalah pahami prosi dalam konteks interaksi sosial. Menyendiri boleh tapi jangan kebablasan. Menggali ide dan menempa diri dengan menempuh  jalan kesenyapan boleh tapi harus diimbangi pula dengan berdiskusi. Sebab ada banyak manfaat yang dihasilkan dari proses panjang berdiskusi, misalnya saja dapat menambah inspirasi dan menghilangkan rasa jenuh yang mengakibatkan merasa tidak berarti.Â