Bagaimanapun menurut AKBP Evan, upaya reboisasi tersebut manfaatnya tidak semata-mata kita rasakan dengan saat melainkan akan dirasakan pula oleh anak-cucu kita kelak, 10-15 tahun mendatang. Selain itu, reboisasi juga merupakan titik awal untuk menghindari segala bentuk bencana alam; banjir, longsor dan menjadi cadangan sumber mata air dikala musim kemarau melanda.
Reboisasi di kawasan Argo Pathuk ini disebutkan oleh Abdul Mukhosis selaku ketua pelaksana tandur bareng lima telah berlangsung semenjak 5 tahun yang lalu.Â
Pohon yang ditanam terdiri dari berbagai jenis, ada pohon yang produktif dan tidak produktif, khususnya pohon yang berusia panjang. Meski demikian, pohon yang banyak ditanam pada tahun ini adalah pohon produktif atau pohon buah-buahan yang memang secara usia mampu bertahan lebih lama.Â
Pada reboisasi awal tahun 2020 kemarin, kurang lebih menanam 1500 pohon. Satuan jumlah pohon yang dikalkulasi dari banyaknya Komunitas yang membawa pohon masing-masing. Dalam prakteknya, setiap satu orang diberikan tiga sampai empat pohon untuk ditanam.
Sayang seribu sayang, aturan ketat pada masa pandemi Covid-19 yang harus sesuai dengan protokoler mengakibatkan kegiatan reboisasi yang dilakukan LESHUTAMA pada tahun ini (2021) hanya melibatkan anggota internal saja.
Dalam pandangan penulis, tradisi reboisasi dan penyelematan sumber mata air yang dilanggengkan oleh LESHUTAMA tersebut tidak semata-mata melestarikan alam melainkan juga menyatukan realitas pluralitas yang ada; mulai dari perbedaan budaya, latarbelakang, status sosial sampai dengan perbedaan agama.Â
Semangat manusia dalam melestarikan hubungan dengan alam semesta tidak lain adalah naluriah bawah sadar yang menunjukkan penghormatan tulus terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan.Â
Tugas kita selanjutnya adalah jangan sampai kita menjadi toxic baru untuk alam semesta yang dibangun di atas tradisi kemutakhiran zaman teknologi informasi 5.0 saat ini yang kian lanyah.Â
Tulungagung, 19 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H