Relasi manusia dengan alam yang selalu terjalin dalam bentuk kesalingan; berhubungan, keterlibatan dan ketergantungan. Adanya bentuk kesalingan ini pula yang kemudian menjadi alasan kenapa manusia kerap menggelar seremonial ritus terhadap alam sebagai tanda penghormatan.
Satu penghormatan terhadap alam yang sering digambarkan dengan simbol-simbol, hari-hari penting dalam proses pertanian sampai dengan membentuk satu tradisi yang diagungkan. Cara pandang dan falsafah hidup bangsa yang diwariskan secara turun-temurun mengingatkan betapa pentingnya menjaga alam.
Dalam konteks kesalingan itu pula nampaknya tidak menjadi berlebihan-bahkan penting adanya- apabila kita bersikap tegas, sigap dan siap siaga atas prediksi perubahan yang akan terjadi terhadap alam.Â
Bagaimanapun masing-masing manusia harus memiliki rasa tanggung jawab, kepekaan dan tenggang rasa yang tinggi atas bahaya yang sewaktu-waktu mengancam ruang lingkup zona Kehidupannya. Lepas entah itu bencana alam yang memang disulut oleh perbuatan nakal tangan manusia atau memang murni kehendak alam semesta.Â
Akhirnya, di sini dengan penuh kesadaran secara pribadi penulis hendak mengajak segenap pembaca untuk menjaga normalisasi sungai di sekitar lingkungan masing-masing kita. Sikap kita terhadap alam sekitar sebenarnya turut mempengaruhi bagaimana kemudian alam memperlakukan kita.
Tulungagung, 17 Februari 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H