Berselang bulan hitam rambut memudar bercampur tamparan putih tepung kanji
Kupikir itu hanya ilusiÂ
Saat berhadap cermin ubannya tak terhitung lagi
Bahkan kian beringas dan menjadi
Menjadi putih seutuhnya hingga ke tepi
Tak mampu ditutupi
Ingatanku tumpul dengan sendiri
Mungkin di paruh sisa-sisa nafas hidupku akal tak cakap lagi dalam mengenali
Tak mengingat nama dan rupa anak, saudara pun isteri
Memori indah mau pun kusumku tak pernah utuh kembali
Berusaha kugenggam erat namun tak pernah terpenuhi