Mengiba isyarat lembut keibuan
Di sanalah peranku semakin jalang
Kutemukan diriku mabuk kepalang
Siang-malam aku meriang
Sore-dini hari aku menjadi girang
Gilanya menjangkit setiap pagi menjelang menuju petang
Tunduklah jiwaku berkabung peluh seiring ketidakpercayaan
Sepintas, sepiku dalam ayunan
Marwahku terbelai harapan
Kini pintaku dalam pintalan doa bertambah satu pada Tuhan
Ah, keterlaluan!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!