Mohon tunggu...
Manatap Nadeak
Manatap Nadeak Mohon Tunggu... Freelancer - 基督大使

KUYPERMAN

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

"Shadow Indonesia Emas 2045", Jokowi-Sri Mulyani

8 Juli 2018   15:25 Diperbarui: 8 Juli 2018   18:37 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perayaan pesta demokrasi sudah semakin dekat, mulai dari pemilihan kepala daerah (Pilkada) hingga pada pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) menjadi trending topik di kalangan masyarakat di Negara kita. Terkhusus pemilihan Capres yang akan berlangsung di tahun 2019 mendatang. 

Untuk saat ini kita sudah diberi kepastian siapa yang bakal calon presiden negara kita antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto dan pada intinya kita tidak pusing lagi menentukan prioritas siapa pilihan kita. Indikator sederhananya adalah kita dapat melihat dari kinerja dan pengabdian masing-masing Capres selama ini terhadap bangsa dan negara kita.

Dan pengabdian disini kita tidak hanya berbicara sekedar jabatan baik itu sebagai presiden ataupun sebagai pimpinan partai, intinya adalah sejauhmana kedua calon berkontribusi terhadap bangsa kita selama ini. Dari salah satu indikator ini, dapat kita pertimbangkan bahwa Jokowi 70 % adalah prioritas pilihan utama kita dan layak menjadi Capres ditahun 2019-2024. 

Segudang prestasi selama 5 tahun dengan mengabdi menjadi Presiden yang secara langsung memberikan kita segudang pengharapan bahwa bangsa dan negara kita menjadi lebih maju dan dapat bersaing dengan negara lain.

Berbicara tentang prestasi mari kita lihat lebih jauh lagi, Lembaga survei The Muslim 500 menempatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu muslim yang paling berpengaruh di dunia. Jokowi berada diurutan ke-16 dari total 500 muslim yang paling berpengaruh. 

Dengan kata lain, dari survey ini menunjukkan Jokowi adalah sosok yang nantinya mampu menjembatani jurang pemisah  dibalik keberagaman suku, ras, dan perbedaan lainnya yang dimiliki bangsa kita serta mewakili umat muslim yang sebagian besar dari masyarakat kita. Tentu dari prestasi ini kita juga berharap Indonesia akan masuk dalam daftar negara paling berpengaruh di dunia, bukan?

Dengan jargonnya Kerja, Kerja, dan Kerja! Jokowi mampu mencapai berbagai keberhasilan telah ditorehkan Jokowi. Dengan fokus pada pembangunan infrastruktur untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah dan juga pembangunan kualitas manusia, mimpi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sedikit demi sedikit mulai tampak. 

Bagaimana tidak  kita membandingkan dan kemudian menilai kinerja Jokowi jauh lebih baik, jika sebelumnya kita mengurus KTP saja harus banyak amplop dibeli, diisi uang ,diserahkan ke masing-masing meja dan kini sangat mudah dan cepat serta tanpa amplop berisi uang, kini di jaman Jokowi ada E-KTP seumur hidup sehingga tidak akan ada lagi rumitnya memperpanjang KTP.

Dan masih banyak lagi prestasi yang telah dicapai Jokowi atas kerjasama beserta team-nya selama ini. Sehingga tidak heran dalam pidato politik awal 2018, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memuji dan mengakui prestasi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dengan demikianlah kita sudah seharusnya satu hati untuk mendoakan dan mendukung Jokowi menjadi presiden di periode selanjutnya tahun 2019-2024.

Akan tetapi, pertanyaan yang sangat menarik dan diperdebatkan hingga saat ini adalah siapa sosok yang bakal calon Cawapres Jokowi dalam pilpres mendatang yang mampu mengimbangi kinerja jokowi selama ini? Tentunya mampu mendampingi Jokowi dalam mengatasi setiap permasalahan bangsa kita. Pertanyaan sederhana akan tetapi, hingga saat ini menjadi misterius bagi kita semua. 

Hingga saat ini sejumlah nama masuk dalam bursa Cawapres Jokowi dan tentunya juga, kurang lebih 8 partai yang masuk dalam koalisi pendukung Jokowi mengusung setiap kader dari masing-masing partai yang sesuai untuk mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Bahkan Jokowi sendiri dalam hal ini masih bungkam kepada publik dan jika ditanya oleh media selalu beralasan " tunggu...masih di proses dan godok dalam rapat bersama."

Dalam hal ini, tentu kita semua perlu refrensi yang banyak dan sesuai dalam mendukung setiap pribadi yang akan menjadi Cawapres Jokowi. Dan tentunya, semua keputusan berada ditangan Jokowi beserta Koalisi partai yang mendukungnya. Jokowi sebagai pribadi yang seutuhnya memiliki visi dan misi untuk Indonesia Maju dan Sejahtera. Dengan demikian, akan mencari wakil yang sepadan dengan visi dan misi, cara kerja, dan semangatnya terhadap bangsa Indonesia ini.

Sri Mulyani Indrawati adalah pilihan yang sesuai untuk mendampingi Jokowi terlebih menjembatani masalah-masalah yang kerap kali terjadi di negara kita, terutama masalah perekonomian dan isu-isu agama. Jika cermati flashback perjuangan Jokowi dalam mewujudkan visi dan misinya terhadap bangsa kita ini tidak terlepas dari dukungan sejumlah kaum wanita perkasa yang sepadan dan memiliki pengaruh dengan berbagai keputusan yang diambil oleh Jokowi seperti, ibu Megawaty Soekarno Putri.

Sehingga tidak ada salahnya jika Jokowi mengandeng Sri Mulyani dalam memimpin Indonesia selama 5 tahun mendatang yang akan saling bersinergi. Pertimbangan selanjutnya, jika Jokowi memutuskan memilih Sri Mulyani menjadi Cawapresnya maka akan meminimalisir kecemburuan diantara koalisi partai pendukungnya. Karena seperti yang kita ketahui ke-8 partai koalisi pendukungnya mengusung masing-masing kadernya untuk menjadi Cawapres Jokowi. Dan sudah sebaiknya Jokowi mengambil orang dari non-partai.

Nama Sri Mulyani merupakan salah satu sosok wanita dengan segudang prestasi di Indonesia dan diakui di dunia Internasional. Beliau merupakan Tokoh Wanita Indonesia dan juga Pakar Ekonomi Indonesia. Dilahirkan dengan nama Sri Mulyani Indrawati pada tanggal 26 Agustus 1962 di Lampung.

Beliau pernah terpilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia di tahun 2006 dan kemudian majalah Forbes memilihnya sebagai wanita paling berpengaruh di dunia urutan ke 23 tahun 2008 dan sebagai wanita paling berpengaruh di Indonesia ke 2 oleh majalah Globe Asia tahun 2007. Dan bukan suatu kemungkinan jika negara kita selama 5 tahun mendatang menjadi Negara terbaik se-Asia atau bahkan mendunia.

Rekam jejak prestasinya di bidang ekonomi sudah layak diakui baik Nasional maupun Internasional. Bahkan dibalik dia dinobatkan sebagai Menteri Terbaik Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit)  yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab. 

Sri Mulyani tidak sungkan mengakui bahwa semua prestasi yang dicapai adalah atas kerja kolektif Joko Widodo bersama jajaran menteri yang turut mendukungnya dan merupakan dedikasinya kepada 257 juta rakyat Indonesia dan 78.164 jajaran Kementerian Keuangan yang telah bekerja keras untuk mengelolah keuangan negara dengan integritas dan komitmen tinggi untuk menciptakan kesejahteraan rakyat yang merata dan berkeadilan. 

Dari hal ini jelas, bahwa Sri Mulyani memiliki sikap rendah hati (sikap yang seharusnya dimiliki calon pemimpin) dan bekerja keras secara maksimal bukan hanya untuk popularitas dirinya sendiri. Melainkan jauh daripada itu. 

Berbagai upaya reformasi kebijakan telah dicanangkannya bertujuan untuk mendorong kebijakan fiskal menuju pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. 

Hasil kerja keras inilah yang nantinya menjadi investasi bangsa kita menuju Indonesia lebih baik lagi. Prinsip kerja seperti inilah yang sepadan dengan Jokowi. Dan tidak mustahil bukan jika Sri Mulyani mampu membawa Indonesia ke level Internasional nantinya?

Saat ini, negara kita dikabarkan sedang mengalami pertumbuhan ekonomi terlihat dari kenaikan Produk Domestik Bruto walupun kabar baik ini seringkali "dibutakan" oleh kabar hoaks utang Indonesia yang tidak sebanding dengan PDB negara kita. 

Tentulah di era kabinetnya Jokowi prestasi ini terwujud dan berdampak kepada setiap investor luar yang menanamkan modalnya di negara Kita yang memberikan kepastian dan kenyamanan dalam dunia bisnis di Indonesia. 

Sehingga hal inilah yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara kita saat ini dan juga menjadi visi Jokowi di masa pemerintahannya untuk menarik investor luar ke dalam negeri guna membantu program pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM negara kita.

Elektabilitas Sri Mulyani yang tidak terlalu tinggi dibanding Cawapres lainnya tidak menjamin Sri Mulyani tidak sesuai mendampingi Jokowi atau bahkan akan menjatuhkan elektabilitas Jokowi yang sejauh ini berdasarkan survei hampir mencapai 57%. 

Dan tentu bagi Jokowi elektabilitas bukan hal yang terpenting dalam Kriteria pasangan Jokowi. Yang terpenting adalah bagaimana penerimaan masyarakat Indonesia terhadap setiap Cawapres yang akan kelak ditentukan oleh Jokowi, tentu Sri Mulyani sebagian besar masyarakat Indonesia menerima dia, yang telah membawa nama baik bangsa kita dengan semangat nasionalismenya kepada bangsa kita ini.

Bahkan jika mengikuti biografinya tidak ada satupun rekam jejak kinerjanya yang berlawanan terhadap peraturan yang berlaku di negara kita atau melakukan kasus yang pada akhirnya menyeret dia hingga ke pengadilan. 

Dan yang pasti, walaupun selama ini Sri Mulyani seringkali berkecimbung dalam dunia keuangan tidak menjadi kepastian beliau "buta" dalam hal politik dengan mengingat pengalamannya yang sekian lama dalam bidang pemerintahan dan kementrian. Pengalaman inilah yang memberikan keyakinan kepada kita bahwa Sri Mulyani sanggup menjembatani setiap golongan yang ada jika pada suatu saat nanti Jokowi memilih Sri Mulyani menjadi Cawapres.

Sri Mulyani bukan partisan (pengikut partai, paham atau golongan tertentu). Artinya jika Jokowi memilih Sri Mulyani maka akan terbentuk persepsi bahwa presiden kita ini benar-benar fokus hendak membangun negeri ini. Dia tidak terpengaruh dengan intrik-intrik (penyebaran kabar bohong) politik dari semua partai termasuk PDIP yang membesarkannya. 

Di samping itu, dengan memilih Sri Mulyani sebagai pendamping, pastinya Jokowi akan mendapat suara yang tidak sedikit dari kaum perempuan yang nota bene banyak juga yang tidak terlalu mengikuti perkembangan politik. Para perempuan bisa jadi akan memilih Sri Mulyani semata-mata karena alasan gender. Persepsi inilah yang pada akhirnya meningkatkan eletabilitas Jokowi dalam pemilihan Pilpres 2019 nantinya.

Chemistry Jokowi dengan Sri Mulyani jangan tidak diragukan lagi, Jokowi dengan menyadang gelar sebagai Presiden RI tidak pernah janggung dengan para menterinya. Tidak terkecuali dengan Sri Mulyani. Chemistry mereka berdua sangatlah kontras dalam setiap kunjungan yang dilakukan Jokowi dalam survey daerah dan tidak jarang Sri Mulyani mengajak Jokowi vlog dalam setiap kunjungan mereka. 

Bahkan, penghargaan yang dicapai oleh Sri Mulyani, Jokowi tidak pernah sungkan memuji- memuji kinerja partner-nya itu. Demikian juga sebaliknya, Sri Mulyani tidak pernah sombong dengan segudang prestasi yang dicapainya, beliau selalu mengataskan namakan setiap prestasi, itu semua adalah kerjasama yang baik antara pemimpin dengan bawahannya yang saling bersinergi mencapai tujuan serta visi misi bersama.

Akan tetapi, dibalik semua kelebihan dan sederetan prestasi yang dicapai Sri Mulyani tidak terlepas dari berbagai kelemahan, diantaranya adalah  pertama, kondisi Sri Mulyani sudah lama tidak menduduki kursi pemerintahan memungkinkan kesulitan dalam setiap atmosfir politik negara kita. Sehingga, Sri Mulyani perlu mengikuti perkembangan dalam negeri dan menyesuaikan diri dengan cepat lantaran kini Indonesia dianggap dalam masa krisis.  

Berikutnya, sikap Sri Mulyani terlalu kaku dan ini berpotensi menimbukan deadlock (keadaan dimana dua proses atau lebih saling menunggu). Namun, kekakuan ini dapat dinetralkan dengan sikap Presiden Joko Widodo yang pandai berkomunikasi mampu menolong kelemahan Sri Mulyani. 

Terakhir, kelemahan Sri Mulyani adalah beban pada masa lalu, yakni permasalahan dalam negeri yang masih melekat pada Sri Mulyani sebelum ia menjabat di Bank Dunia, yaitu bailout Bank Century, yang oleh sebagian kalangan dinilai sebagai penyelewengan. Beban itu berpotensi mengganggu jalannya pemerintahan.

Dan tentunya, dibalik kelebihan dan kekurangan Sri Mulyani menjadi Cawapres Jokowi dalam pilpres 2019 mendatang memberikan kita Shadow Indonesia Emas tahun 2045. 

Semangat Jokowi dan Sri Mulyani jika satukan mampu membawa Indonesia jauh lebih baik lagi terkhusus dalam menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi di negara kita. 

Sinergi Jokowi dan Sri Mulyani mampu memberikan shadow Indonesia Emas 2045 selama 5 tahun mendatang, dan hal inilah yang menjadi investasi bagi generasi pemimpin bangsa kita selanjutnya menuju Indonesia Emas di tahun 2045. Amin.

#IndonesiaMaju #CawapresJokowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun