Mohon tunggu...
Manasye Simangunsong
Manasye Simangunsong Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya olahraga dan menikmati secangkir kopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pemikiran Ekonomi

13 Desember 2023   19:03 Diperbarui: 13 Desember 2023   19:08 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemikiran ekonomi telah mengalami perkembangan dan perubahan yang signifikan dari zaman ke zaman. Berikut adalah beberapa fase utama dalam perkembangan pemikiran ekonomi:

  1. Ekonomi Klasik (abad ke-18 dan awal abad ke-19): Dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill, pemikiran ekonomi pada masa ini berfokus pada konsep-konsep seperti kebebasan ekonomi, perdagangan bebas, dan teori nilai kerja.

  2. Ekonomi Neoklasik (akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20): Neoklasikisme menguatkan konsep persaingan sempurna, utilitas, dan penawaran-deman sebagai dasar analisis ekonomi. Tokoh penting di sini antara lain Alfred Marshall dan Leon Walras.

  3. Ekonomi Keynesian (abat ke-20): Dipengaruhi oleh pemikiran John Maynard Keynes, ekonomi Keynesian menekankan peran pemerintah dalam mengatasi depresi ekonomi melalui intervensi dalam kegiatan ekonomi, khususnya melalui kebijakan fiskal.

  4. Ekonomi Moneter dan Makroekonomi Modern: Teori moneter dan makroekonomi modern berkembang setelah Perang Dunia II. Para ekonom seperti Milton Friedman membantu mengembangkan teori kuantitas uang dan teori ekonomi monetarisme. Ini melahirkan studi tentang kebijakan moneter, inflasi, dan pengaruh kebijakan moneter terhadap perekonomian.

  5. Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan: Seiring pertumbuhan global, ada penekanan pada pemikiran tentang pembangunan ekonomi, khususnya dalam hal redistribusi kekayaan, pembangunan infrastruktur, dan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk mempertimbangkan dampak lingkungan.

  6. Ekonomi Perilaku dan Ekonomi Eksperimental: Pemikiran ekonomi modern juga telah menyelidiki aspek psikologis dalam pengambilan keputusan ekonomi melalui cabang seperti ekonomi perilaku. Ekonomi eksperimental juga menjadi semakin penting untuk menguji teori-teori ekonomi melalui eksperimen.

Setiap fase ini memperkenalkan teori dan konsep baru yang berbeda, yang membantu mengembangkan pemahaman kita tentang perilaku ekonomi individu, perusahaan, dan pemerintah. Pemikiran ekonomi terus berkembang seiring waktu, terutama dengan munculnya teknologi baru, perubahan sosial, dan tantangan global yang terus berubah.

A. Relevansi teori ekonomi klasik pada zaman sekarang.

Teori ekonomi klasik masih memiliki relevansi yang signifikan dalam pemahaman ekonomi zaman sekarang meskipun telah mengalami perubahan dan evolusi sejak diperkenalkan pertama kali. Beberapa elemen kunci dari teori ekonomi klasik yang tetap relevan saat ini termasuk:

  1. Perdagangan Bebas: Konsep perdagangan bebas yang diadvokasi oleh Adam Smith masih menjadi dasar bagi banyak kebijakan perdagangan internasional saat ini. Prinsip-prinsip komparatif keunggulan tetap menjadi pijakan dalam perdagangan antarnegara.

  2. Hukum Penawaran dan Permintaan: Prinsip-prinsip dasar hukum penawaran dan permintaan yang diperkenalkan oleh ekonom klasik seperti Adam Smith dan David Ricardo masih menjadi landasan dalam analisis pasar. Konsep ini tetap relevan dalam memahami bagaimana harga ditentukan di pasar. Konsep dari hukum penawaran dan permintaan masih sangat relevan di zaman sekarang dan masih banyak di gunakan di masyarakat untuk melakukan jual beli barang. Dari yang saya rasakan sendiri melihat dari pasar online seperti di facebook, olx, bukalapak untuk melakukan hukum penawaran dan permintaan. Hukum penawaran dan permintaan biasa digunakan pada barang apapun mulai dari keperluan harian sampai kendaraan bermotor.

  3. Teori Nilai Kerja: Meskipun telah diperdebatkan dan dikembangkan lebih lanjut, konsep nilai kerja yang diperkenalkan oleh ekonom klasik masih menjadi bagian dari analisis nilai dan harga dalam beberapa teori ekonomi. Ada beberapa hal yang relevan dan tidak relevan terkait teori tersebut seperti nilai kerja pada perusahaan yang biasanya atasannya yang masuk melalui jalur orang dalam yang kurang memiliki kemampuan tetapi menitik beratkan tugasnya kepada bawahannya yang sudah jelas memiliki upah lebih rendah dari pada atasannya namun memiliki nilai kerja yang lebih tinggi.

  4. Pentingnya Modal, Tenaga Kerja, dan Sumber Daya: Teori ekonomi klasik menekankan pentingnya modal, tenaga kerja, dan sumber daya alam dalam produksi dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada perkembangan konsep seperti modal manusia, elemen-elemen ini masih dianggap krusial dalam analisis ekonomi saat ini.

Namun, penting untuk diingat bahwa ekonomi klasik juga memiliki keterbatasan dan telah mengalami kritik serta pengembangan lebih lanjut dari teori-teori ekonomi lainnya. Misalnya, teori ekonomi klasik tidak selalu mempertimbangkan aspek-aspek seperti ketidaksempurnaan pasar, dampak eksternalitas, dan peran pemerintah yang lebih besar dalam beberapa situasi.

Pemikiran ekonomi klasik masih memberikan dasar yang kuat dalam memahami dasar-dasar ekonomi, tetapi untuk menerapkannya secara efektif dalam konteks modern, perlu juga memperhitungkan perkembangan dan konsep-konsep tambahan yang telah muncul dalam teori ekonomi yang lebih baru.

B. Relevansi Teori Neo-Klasik pada zaman sekarang.

Teori neo-klasik, yang berkembang dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, masih memiliki relevansi yang signifikan dalam analisis ekonomi zaman sekarang. Beberapa aspek utama dari teori neo-klasik yang masih relevan meliputi:

  1. Pasar dan Persaingan: Konsep persaingan sempurna, walaupun sering kali dianggap tidak merepresentasikan kondisi pasar yang sebenarnya, memberikan dasar penting dalam pemahaman tentang bagaimana pasar beroperasi. Meskipun ada ketidaksempurnaan pasar, konsep persaingan tetap relevan dalam analisis ekonomi mikro.

  2. Hukum Penawaran dan Permintaan: Prinsip-prinsip hukum penawaran dan permintaan tetap menjadi landasan dalam menentukan harga dan alokasi sumber daya dalam berbagai situasi ekonomi.

  3. Teori Nilai dan Distribusi: Meskipun telah ada perkembangan dalam teori-teori nilai dan distribusi, konsep-konsep dasar dari teori neo-klasik masih memberikan landasan bagi analisis nilai dan distribusi pendapatan.

  4. Utilitas dan Kesejahteraan Konsumen: Konsep utilitas dan analisis kesejahteraan konsumen yang diperkenalkan oleh ekonom neo-klasik masih digunakan dalam memahami perilaku konsumen dan analisis keputusan konsumen.

  5. Model-MoDel Analisis: Pendekatan menggunakan model-model matematis dan analisis grafis dalam ekonomi, yang diperkenalkan oleh teori neo-klasik, masih menjadi alat yang sangat penting dalam memahami hubungan-hubungan ekonomi dan memprediksi dampak dari kebijakan-kebijakan tertentu.

Tetapi, penting untuk dipahami bahwa teori neo-klasik juga telah menjadi sasaran kritik. Beberapa kritik meliputi asumsi-asumsi yang terlalu sederhana, seperti asumsi persaingan sempurna yang tidak selalu mencerminkan kondisi pasar sebenarnya, serta ketidaksamaan distribusi pendapatan yang makin melebar yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh teori ini.

Dalam praktiknya, banyak analis ekonomi mengintegrasikan elemen-elemen dari berbagai teori ekonomi, termasuk kontribusi dari neo-klasik, untuk memahami dinamika pasar yang kompleks dan mengatasi tantangan-tantangan ekonomi modern seperti globalisasi, inovasi teknologi, dan ketidakstabilan keuangan. Sehingga, sementara teori neo-klasik masih memiliki relevansi, pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif seringkali dibutuhkan dalam menganalisis fenomena ekonomi pada zaman sekarang.

C. Relevansi teori keynesian pada zaman sekarang.

Teori Keynesian masih memiliki relevansi yang signifikan pada zaman sekarang, terutama dalam konteks kebijakan ekonomi dan pemahaman tentang bagaimana perekonomian beroperasi. Berikut adalah aspek yang relevan pada zaman sekarang dari teori keynesian.

  1. Intervensi Pemerintah dalam Ekonomi: Teori Keynesian menekankan peran penting pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan ekonomi, terutama dalam situasi ketika perekonomian mengalami resesi atau kurangnya permintaan agregat. Pendekatan ini masih relevan dalam menyusun kebijakan fiskal dan moneter untuk merespons resesi atau ketidakstabilan ekonomi.

  2. Stimulus Fiskal: Konsep stimulus fiskal untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah dalam situasi ketika sektor swasta mengalami penurunan pengeluaran masih diterapkan. Ini termasuk pengeluaran infrastruktur, insentif pajak, bantuan sosial, dan program-program lain yang bertujuan untuk meningkatkan permintaan agregat.

  3. Pentingnya Permintaan Agregat: Teori Keynesian memperkenalkan pentingnya permintaan agregat dalam menentukan output dan tingkat kesempatan kerja dalam perekonomian. Konsep ini masih menjadi fokus dalam analisis makroekonomi modern.

  4. Pasar Tenaga Kerja dan Pengangguran: Pemahaman tentang bagaimana pasar tenaga kerja beroperasi dan bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi tingkat pengangguran masih didasarkan pada konsep-konsep yang diperkenalkan oleh Keynes, seperti kurva Phillips.

  5. Kepercayaan dan Siklus Bisnis: Konsep kepercayaan konsumen dan pengusaha, serta siklus bisnis, masih menjadi bagian penting dari analisis ekonomi saat ini. Sentimen ini berkontribusi pada ketidakpastian ekonomi yang dapat mempengaruhi keputusan konsumsi dan investasi.

 Namun, teori Keynesian juga telah menjadi sasaran kritik. Beberapa kritik mencakup keberhasilan pemerintah dalam menerapkan kebijakan fiskal yang efektif, dampak jangka panjang dari defisit anggaran, serta tantangan dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengimplementasikan kebijakan stimulasi atau kontraksi. Meskipun begitu, konsep-konsep yang diperkenalkan oleh Keynes masih menjadi landasan dalam pembentukan kebijakan ekonomi, terutama dalam menghadapi kondisi-kondisi ekonomi yang tidak stabil atau krisis, dan sebagai alat untuk memahami perilaku ekonomi makro pada zaman sekarang.

Dari banyaknya pemikiran ekonomi dari zaman ke zaman dapat di simpulkan pemikiran ekonomi bisa saja selalu berubah mengikuti arus perekomonian dan perkembangan zaman . Ada yang relevan untuk zaman sekarang ada yang kurang sehingga masih banyak kritik dari pemikiran ekonomi tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun