Mohon tunggu...
Farida Hanum
Farida Hanum Mohon Tunggu... Guru - MI. Asasul Huda Randegan

Hobby menulis dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Titisan Kupu-Kupu Malam

6 Mei 2024   08:14 Diperbarui: 6 Mei 2024   08:16 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Viona mengusap air matanya, Ia bangun dari rebahannya dan duduk di sebelah nenek kesayangannya.

"Gak ada apa apa kok, Nek! Vio capek aja pingin tidur" kata Viona berbohong.

"Ya udah, makan dulu biar gak sakit" ajak Nenek Ijah. Viona mengangguk, Ia berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, agar mata sembabnya tak terlihat oleh nenek Ijah. Tapi nenek faham bahwa cucunya sedang punya masalah yang tak berani disampaikan kepadanya. Nenek Ijah tahu betul permasalahan apa yang dihadapi cucunya. Pasti seputar siapa Ayah dan Ibunya. Sebenarnya tidak hanya Viona saja yang sering diejek teman-temannya, nenek Ijah juga sering ditanya tetangga sekitar tentang Sandra, Ibu Viona. Bahkan parahnya lagi Viona dianggap sebagai anak haram yang tak jelas siapa bapaknya. Apalagi melihat wajah Viona yang berbeda, mereka beranggapan bahwa Viona anak haram dengan bule. Hati siapa yang tidak sedih mendengar itu semua, namun, nenek Ijah berusaha tegar. Ia tidak ingin Viona makin terpuruk mendengar omongan tetangga.

            Bisa dihitung dengan jari, Sandra berkunjung ke rumah Ibunya di kampung, setelah Ia memutuskan bekerja di Ibu kota. Selama beberapa tahun Ia tidak ada kabar beritanya. Saat kunjungan pertama balik ke kampong, Sandra sudah menggendong bayi mungil yang cantik jelita. Ia kemudian menitipkan Viona kepada Ibunya, dan kembali ke Ibu kota. Dengan tanpa menyebutkan siapa ayahnya, Sandra meninggalkan bayi mungil itu di kampong. Bahkan saat ditanya oleh Ibunya tentang pekerjaannya, Sandra hanya terdiam, matanya berkaca-kaca dan berlari meninggalkan kampong halamannya.

            Suatu hari, Andreas cowok yang pernah mengisi hati Sandra mencari keberadaan Sandra di Ibu kota. Ternyata Sandra ditemukan di sebuah club malam, bersama cowok yang memeluk erat Sandra. Andreas benar-benar terkejut, ternyata Sandra bekerja sebagai PSK di sebuah club malam seperti yang disampaikan oleh seorang pelanggan club malam kala itu. Hati siapa yang tak teriris mendengar hal itu. Bagai tersambar petir, saat Andreas mendengarkan cerita tersebut. Ia yang berharap bisa menikahi Sandra, akhirnya pupus sudah. Sandra gadis desa yang cantik alami, gadis polos yang tidak pernah tahu kehidupan di kota, akhirnya menjadi penjaja sex yang digemari para lelaki hidung belang. Bahkan tarif Sandra tergolong yang paling mahal, dengan pelanggan para konglomerat kelas atas. Sejak saat itu, Andreas tak lagi mencari keberadaan Sandra.

            Berita Sandra bekerja sebagai PSK menjadi ramai, orang desa yang terkenal dengan kekolotannya mengutuk Sandra. Bahkan berita besar tentang Sandra sebagai PSK membuat shock orang tuanya. Hingga Beberapa hari kemudian Pak Ibrahim, Ayah Sandra yang terkenal alim, harus pergi menghadap Illahi, karena tidak kuat dengan cemooh dan hinaan tetangga sekitar.

*****

            Viona menyusuri lorong sekolah menuju ke kelasnya, dengan langkah gontai Ia memaksakan diri untuk tetap bersekolah. Meski sejujurnya, Ia enggan bersekolah, karena hampir semua temannya berusaha menjauh darinya. Namun, karena tekadnya kuat ingin menjadi orang yang bermartabat, Viona berusaha menahan hinaan teman-temannya.

"Ngelamun, ya" suara Bram membuyarkan lamunannya. Wajah Viona memerah, Ia tak menyadari keberadaan Bram di sampingnya.

"Maaf!" ucap Viona singkat. Ia selalu berusaha menghindar dari teman cowok. Jangankan dekat seperti saat ini dengan Bram, berbicara sepatah kata saja, teman-temannya sudah megejeknya, mengatakan penggoda-lah, perayu-lah atau apa saja yang membuat kuping Viona panas. Viona mempercepat langkahnya, ia berusaha menjauh dari Bram.

"Eit, tunggu, kenapa kamu lari" Bram menarik tangan Viona. Karena kerasnya tarikan Bram, Viona oleng dan terjatuh di pelukan Bram. jatuhnya Viona ke dalam pelukan Bram terlihat jelas oleh Alexa. Alexa yang kala itu berada jauh di belakang Viona berlari menghampiri Viona dan Bram

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun