"Kenapa Papa harus pergi secepat ini? Mama belum siap, Pa" tangis Hana. Ia rebahkan kepalanya di atas pusara yang penuh dengan bunga. Hilda mencoba membangunkannya.
"Sudah ya, Ma. Papa sedih lo, kalau Mama seperti ini". "InsyaAllah Papa, mulya di sini, Ma. Ayo kita pulang ajak Syera. Hilda dan  Syera menuntun Hana  pergi meninggalkan  Andreas.
Kepergian Hana dan kedua putrinya diiringi dengan jatuhnya bunga kamboja yang tertiup angin, seakan tahu bahwa Hana membutuhkan kesejukan hati, membutuhkan  ketenangan jiwa setenang dan sesejuk suasana makam. Hembusan angin siang ini mengiringi langkah Hana menjauh meninggalkan Andreas seorang diri. Hanya tersisa kenangan di syahadat terakhir bersama Andreas