Mohon tunggu...
Farida Hanum
Farida Hanum Mohon Tunggu... Guru - MI. Asasul Huda Randegan

Hobby menulis dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Syahadat Terakhir

20 Desember 2023   11:21 Diperbarui: 20 Desember 2023   11:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa Papa harus pergi secepat ini? Mama belum siap, Pa" tangis Hana. Ia rebahkan kepalanya di atas pusara yang penuh dengan bunga. Hilda mencoba membangunkannya.

"Sudah ya, Ma. Papa sedih lo, kalau Mama seperti ini". "InsyaAllah Papa, mulya di sini, Ma. Ayo kita pulang ajak Syera. Hilda dan  Syera menuntun Hana  pergi meninggalkan  Andreas.

Kepergian Hana dan kedua putrinya diiringi dengan jatuhnya bunga kamboja yang tertiup angin, seakan tahu bahwa Hana membutuhkan kesejukan hati, membutuhkan  ketenangan jiwa setenang dan sesejuk suasana makam. Hembusan angin siang ini mengiringi langkah Hana menjauh meninggalkan Andreas seorang diri. Hanya tersisa kenangan di syahadat terakhir bersama Andreas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun