Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Terbunuhnya "Citizen Journalist"

29 November 2018   10:24 Diperbarui: 29 November 2018   10:35 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kapan saja saya siap Pak." Kata Jamil dengan semangat.
"Kalau begitu mulai besok datang saja ke kantor kelurahan."
"Baik kalau begitu. Terima kasih."
***

Jamil pun resmi bekerja di kantor kelurahan sebagai orang yang bertanggungjawab dengan semua hal yang berkaitan dengan pemberitaan kelurahan.

Dalam perjalanannya, ia tidak hanya menulis kegiatan-kegiatan yang berkaitan program pemerintah desa akan tetapi ia kerap menulis kritikan atas layanan desa yang menurutnya tidak benar.

Dalam satu tulisannya ia menyampaikan bahwa pelayanan di kantor desanya perlu ada reformasi. Pengurusan pembuatan KTP, kartu keluarga, perizinan dianggapnya ladang basah bagi terciptanya praktik korupsi. Menurutnya hal itu harus diubah.      

Tentu tulisannya itu membuat kepala desa dan aparatnya kebakaran jenggot. Pak Kades marah besar dengan Jamil atas tulisannya. Ia tidak mampu menahan emosinya dan memanggil Jamil pada saat itu juga. Dengan keputusan sepihak, Pak Kades memberhentikan Jamil dari jabatan pengelola berita di kantor kelurahan tersebut.

Jamil pun akhirnya kembali ke profesinya semula menjadi citizen journalist yang kerap mengkritik apa pun yang dianggapnya tidak benar tanpa ada beban dan sungkan. Tulisan terakhirnya tentang praktik korupsi di Pemerintahan Desa Kebun Sawah mendapat perhatian yang sangat besar dari masyarakat. Hal ini semakin membuat murka kades desa itu.

Setelah peristiwa itu terdengar berita sesosok mayat membujur kaku bersimbah darah di pinggir selokan persawahan di pinggiran desa. Seorang yang selama ini terkenal kritis terhadap pemerintahan terbunuh dengan beberapa tusukan di perut dan dadanya.

Masyarakat dan Polisi pun mengendus ada keterkaitan meninggalnya Jamil dengan Pak Kades. Meskpun beredar kabar Jamil dibegal. Tetapi Polisi dan masyarakat tidak percaya begitu saja. Tuduhan pun mengarah ke hidung kepala desa. Polisi pun bergerak cepat melakukan penyidikan kepada Pak Kades dan aparatnya. Namun polisi tidak mudah mencari bukti keterlibatan Pak Kades dalam kasus pembunuhan si Citizen Journalis itu.

Jakarta, 28 November 2018        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun