Ada yang menyetujuinya ada pula yang menolaknya. "Kalau bisa diakalin kenapa harus bayar." "24 juta itu uang semua kan?" kata yang tidak setuju.Â
Namun May menjelaskan bahwa dirinya tidak sreg kalau harus ngakalin pembayaran visa ini. Hati nuraninya tidak menerimanya.  Walau bagaimana tujuan kita mulia, kata May, harus diikuti dengan cara yang mulia juga. Apalagi ini untuk membahagiakan orang tua sendiri.Â
Akhirnya alasan May diterima oleh suadara-saudaranya. Ketika hal itu disampaikan ke Mak Haji, Ia terlihat girangnya bukan kepalang seperti anak SD yang mendapat informasi bahwa gurunya akan mengadakan rapat sehingga anak-anak boleh pulang lebih cepat.
Visa pun diurus. Biaya visa progresif ditanggung anak-anaknya. Mak Haji pun senang. Keinginannya untuk berangkat umroh bareng anak-anaknya tinggal menghitung hari. Mereka dijadwalkan bulan depan akan berangkat. Â Â
Jakarta, 24 September 2018 Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H