Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mak Haji Ingin Umrah Lagi

26 Oktober 2018   06:15 Diperbarui: 26 Oktober 2018   08:14 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya barangkali aja ada jalan." Kata Mak Haji masih berharap.

Ia seakan tidak rela mengeluarkan uang 24 juta. Daripada buat nambahin visa progresif mending buat nambahin beli kontarakan lagi. Pikirnya.

Mak Haji ini meskipun menjanda sekian lama tapi ia terkenal dengan juragan kontrarakan. Tanahnya blerotan (banyak) dimana-mana. Jadi tidak aneh kalau ia mampu pergi haji berkali-kali. Kalau ia mau, ia pun mampu pergi umrah setiap bulan ramadhan seperti banyak orang-orang kaya Jakarta lakukan.

Dengan kekayaannya itu pula ia akan membayari sebagian ongkos umrah anak-anaknya. Meskipun sesungguhnya anak-anaknya sudah diberi bagian dari hartanya yang melimpah. Tapi untuk urusan membayar visa progresif Mak Haji seperti ogah mengeluarkannya.  

Ketika suatu ketika ia membeli tanah lagi, anak-anaknya bertanya "Mak buat apa lagi beli tanah mlulu?" Jawaban Mak Haji di luar perkiraan anak-anaknya. "Buat investasi." Katanya dengan mantap.
Iya Mak Bener, terus beli tanah yang banyak. Toh nanti buat anak juga. Kata anak-anaknya. Tapi itu tidak terucap di depan Mak Haji. 

Sebagai seorang yang suka memberi ceramah Mak Haji juga pernah berceramah dengan mengambil tema tentang harta.

"........Ibu-Ibu sekalilan. Sebagai umat Islam kita sudah sepatutnya menjadi orang yang kaya. Karena dengan kekayaan itu kita bisa membayar zakat. Bisa bersedekah. Berqurban di hari Raya Adha.  Membantu fakir miskin yang sangat berkekurangan. Anak-anak yatim yang terlantar ditinggal mati Ibu Bapaknya. Anak-anak jalanan yang berkeliaran di jalan raya. Janda-janda yang tidak mampu. Siapa lagi kalau bukan kita yang membantunya!?.

Harta kita hanyalah titipan. Kapan pun Allah bisa mengambilnya dengan berbagai cara. Bisa dengan kebanjiran, gempa atau kebakaran. Harta kita yang sesungguhnya adalah harta yang sudah kita belanjakan di jalan Allah. Harta yang ada di tangan kita pun belum tentu menjadi milik kita. Oleh karena itu, pergunakan harta kita sebaik-baiknya.                

Tunaikanlah Haji. Berangkatlah umroh. Karena di sana kita akan mendapatkan nikmat dan kebahagiaan yang tiada tara. Kebahagiaan yang sulit untuk dijelaskan.  Oleh karenanya,  tidak aneh banyak orang yang pernah pergi ke Mekah ingin kembali dan kembali lagi. Bukannya sombong. Tapi itulah yang terjadi. Daya tarik ka'bah itu seperti besi sembrani menarik besi-besi lain dengan sangat kuat."

Demikianlah Mak Haji kalau ceramah.  Ia sangat semangat tidak ingat usianya yang sudah sepuh. Tidak aneh jama'ahnya betah duduk berlama-lama mendengarkannya. Bahkan semakin hari, jama'ahnya pun terus bertambah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun