Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Kaki Gunung Kuda Aku Mengucap Qabiltu

19 Oktober 2018   09:45 Diperbarui: 19 Oktober 2018   10:12 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calon mertuaku mengulang kembali ijabnya. Untuk kali ini aku bisa dengan cepat dan lancar mengucapkan qabul. Para saksi pun berucap bersamaan "sah, sah, sah." Para hadirin pun kompak berucap "Alhamdulilah, barakallah." Dada pun terasa lega. Kucepat mengganti posisi dudukku dengan bersila yang sedari tadi terasa pegal.

Akad selesai, aku menandatangani buku salinan akta nikah. Yang aneh waktu itu, aku tidak diminta mengucapkan sighat ta'lik. Aku tidak memperhatikannya. Mungkin semua lupa. Kami saling bersalaman. Perempuan yang saat ini telah menjadi istriku mencium tanganku. Ingin kumemeluk dan mengecup kening dan pipinya. Tapi itu aku tidak lakukan, masih terasa malu. Kubiarkan dia duduk kembali dibarengi tatapan mataku yang tak sabar melihat matahari terbenam.

"Acara selanjutnya adalah sungkeman. Acara ini dipimpin oleh ustadz Syatori. Kepadanya dipersilahkan." Pembawa acara mempersilakan.  Ustadz Syatori berdiri dan memulai acara sungkeman.  

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Dalam kesempatan ini izinkan saya menyitir sebuah ayat:

"wa-qada rabbuka alla ta'budu illa iyyahu wa bi'l-walidayn ihsana ....."

Aku perintahkan kepadamu wahai manusia untuk senantiasa tidak menyembah tuhan kecuali Allah dan hendaklah engkau senantiasa berbuat baik kepada orang tuamu. Manakala keduanya atau salah satu dari keduanya telah tua renta lanjut dimakan usia. Jangan sekali-kali engkau sebagai seorang anak berkata kasar. Apalagi menghardik atau membentaknya. Tapi hendaklah engkau bertutur lemah lembut kepada ayah dan ibumu.  Pelihara keduanya dan santuni keduanya dengan penuh rasa kasih sayang. Dan panjatkan do'alah ya Allah pelihara Ayah dan Ibuku sebagaimana keduanya memelihara kami sejak kecil.

Hadirin yang berbahagia.

Dengan selesainya pembacaan ijab qobul oleh mempelai pria di hadapan bapak penghulu. Disaksikan oleh kedua orang tua masing-masing. Dihadiri oleh sanak famili kerabat dekat dan jauh. Maka mulai detik ini, mempelai telah resmi menjadi sepasang suami istri sesuai dengan tuntunan ajaran Rasulullah saw.

Di dalam kesempatan yang berbahagia ini, rupanya mempelai berdua berkenan ingin mengajukan tiga permohonan kepada Ayah dan Ibunya.

Yang pertama, mempelai ingin memohon ma'af atas segala kesalahan dan dosa selama mereka bergaul dengan Ayah dan Ibunya dalam kurun waktu yang cukup lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun