"Mana lagi?"
"Sudah habis Mbah." Sambil tetap memegangi tangan Mak Arsih.
"Kalau boleh tahu. Mbah ini siapa dan mau apa ada di sini?" Kata si lelaki itu mengulang pertanyaannya  yang belum dijawab.
"hemm...saya adalah penghuni pohon besar di dekat kuburan itu." Jarinya sambil menunjuk entah kemana. Tidak jelas.
"Mengapa sekarang ada di sini?"
"Tidur saya terganggu oleh anak kecil ini. Kepala saya dikencingi. Bau jengkol lagi." Kata si Mbah menjelaskan alasannya ada di tubuh anak kecil itu.
"Oh begitu. Ma'afkan anak saya Mbah kencing sembarangan."
"kasih tahu anak itu kalau kencing jangan sembarangan." Kata si Mbah mulai pelan bicaranya.
"Mbah...sekarang sudah jelas masalahnya. Silakan Mbah pulanglah ke rumah Mbah."
"hemmm.... gak mau!"
"Lho!...kenapa Mbah?"