Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Di Rumah Tua Itu Ada Perempuan Menangis

11 September 2018   10:29 Diperbarui: 1 Oktober 2018   10:55 3331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bisa membuat orang bisu bisa bicara juga ya?" Ko Chi tak mau ketinggalan.

"Terus, gimana Pak. Apa keluarga Kakek Nenek itu diam saja?" Kata Pak Amri penasaran.

"Tentu tidak." Kata Pak San. Dengan nada semangat.

"Pertama keluarga dari pihak laki-laki menggugat. Mereka menginginkan bagian dari harta peninggalan saudara laki-lakinya."

"Mereka tidak berhasil meminta baik-baik. Jalan hukum pun di tempuh."

"Berhasil?"

"mereka gagal."

"mungkin mereka kalah amunisi." Kata Pak Paijo yang sedari tadi menjadi pendengar yang baik  Nyeletuk.

"Bisa jadi."

"Sekarang giliran dari keluarga si Nenek yang menuntut."

"Perundingan demi perundingan dilakukan. Tapi tetap tidak ketemu kata sepakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun