Mohon tunggu...
Maman Gantra
Maman Gantra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kenapa Saya Menolak Pembangunan RPTRA di Taman Krajaba

7 Oktober 2017   17:42 Diperbarui: 16 Oktober 2017   13:56 1853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, taman itu sebenarnya bagian dari Komplek Kramat Jaya Baru, diperuntukkan sebagai fasilitas komplek, untuk warga komplek. Hak eksklusif warga komplek. 

Kalaupun selama perjalanan ini, taman tersebut terbuka untuk umum (khususnya warga sekitar komplek) tak lebih dari usaha warga (khususnya para sesepuh) untuk membaur dengan warga sekitar, untuk mengurangi kesenjangan yang ada. Sayangnya, kebaikan tersebut menjadi tak terkendali dan merugikan warga komplek sendiri. Alih-alih bisa menikmatinya, warga komplek malah seperti orang yang menumpang dan hanya mendapatkan kekumuhan dan ketidaknyamanan lainnya. Selama saya tinggal di komplek ini, warga komplek yang menginjak taman itu bisa dihitung dengan jari. Saya bisa sebutkan satu per satu siapa saja. 

6. Bertentangan atau mengabaikan usaha-usaha yang sedang dilakukan warga dan pengurus RT 014/01.

Mengiringi penutupan pintu belakang, pintu yang menghubungkan RT 14 dengan RW 18, muncul wacana di antara warga dan pengurus RT untuk meningkatkan lagi kualitas kenyamanan, keamanan, dan kebersihan di lingkungan RT 14. Baik berupa penyelesaian pembangunan pagar bagian selatan RT 14 maupun penerapan sistem satu pintu keluar/masuk, penambahan tenaga kebersihan dan tenaga keamanan, lengkap dengan penerapan sistem penjagaan 24 jam yang dilakukan petugas dengan latarbelakang kemiliteran. Menegaskan kembali bahwa RT 14, khususnya di lingkungan sekitar Taman Krajaba, merupakan daerah ekslusif. Semua wacana dan rencana itu semata demi meningkatkan kenyamanan warga.

Nah, rencana pembangunan RPTRA itu seakan mengabaikan usaha-usaha tersebut. Justru menjadikan kawasan RT 14 sebagai wilayah terbuka, dan tentunya malah menurunkan kualitas kenyamanan dan ketentraman yang justru ingin ditingkatkan itu.

Bapak-bapak dan ibu-ibu yang saya hormati,

Itulah alasan-alasan yang mendasari saya menolak gagasan/rencana pembangunan RPTRA di Taman Krajaba ini. Sangat mungkin, saya mengemukakannya dengan cara berlebihan, agak melebar, dan tentu saja subyektif. Tapi, itulah yang ada di kepala saya. Bahwa rencana tersebut harus kita tolak secara tegas.

Dan bagi saya, penolakan ini tak semata menyangkut kenyamanan kita sebagai "warga yang kebetulan diberi rezeki lebih" (meminjam istilah yang dipakai Pak Eddy.S dalam acara sosialisasi) yang akan terganggu. Tapi, juga mengingatkan sekaligus mendorong pemerintah untuk menuntaskan dan menyelesaikan masalah yang jauh lebih besar dan mendasar: Penataan ulang kawasan Kramat Jaya (RT 01 sampai RT 13). Selama kawasan tersebut dibiarkan seperti sekarang ini, program apapun yang terkait fasilitas atau ruang publik di lingkungan RW 01 tak akan banyak artinya bagi penyelesaian masalah sosial yang ada di kawasan ini. 

Kalaupun, RPTRA ini tetap harus terwujud di RW 01 tanpa menunggu penataan ulangan kawasan tadi, sebagai alternatif saya mengusulkan:

1. Pemanfaatan Taman Sengon. Kendati sama-sama mengurangi RTH, setidaknya tak menganggu kenyamanan kita.

2. Pemanfaatan Kantor RW. Kalaupun tak bisa menambah luasnya, dengan membebaskan atau menyewa atau kerjasama dengan pemilik rumah kiri-kanannya, bangunan kantor itu mungkin bisa direnovasi atau dibangun ulang menjadi sekian lantai, sehingga RPTRA bisa terwujud -- walaupun fasilitasnya tetap terbatas. Opsi ini, selain tak mengganggu kenyamanan kita, juga jauh lebih dekat dengan sasaran program RPTRA ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun