Mohon tunggu...
Abdurohman Sani
Abdurohman Sani Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dengan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Kemilau Kaca

10 Mei 2024   18:02 Diperbarui: 10 Mei 2024   18:13 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keistimewaan datang dari kedalaman, ketahanan, dan keunikan yang ada dalam diri kita. Seperti gelombang yang memecah batu karang, keindahan tidak terletak pada penampilan luar, tetapi pada esensi yang mendalam.

Begitu pula dengan matahari yang tetap sama setiap harinya, namun selalu dihadang penilaian yang berbeda bagi setiap orang yang memandangnya, kendati ia tetap melakukan tugasnya.

"Setiap yang nampak seperti kecacatan adalah bagian dari cerita hidup yang unik. Maafkanlah dirimu karena kesempurnaan bukanlah milik kita, tapi miliknya yang tidak membutuhkan sesuatu apapun; Yang terpenting adalah bagaimana kita tumbuh dan belajar dari setiap pengalaman, mengubah kelemahan menjadi kekuatan, dan menjadikan diri kita selalu dalam kebenaran, itulah arti istimewa dengan keunikan yang dimiliki."

Dalam kesederhanaan dan ketidaksempurnaan, cobalah menggali keindahan yang sesungguhnya.

Interpretasi:

Puisi ini menggambarkan keindahan dan kekuatan yang tersembunyi dalam hal-hal yang tampaknya tidak sempurna atau tidak menonjol secara langsung. Gelombang yang terus menerus menghantam batu karang, meskipun tidak pernah sempurna dalam bentuknya, membentuk pantai yang luas dan indah. 

Laut yang dalam dan misterius menyoroti keunikan dan kekuatannya yang tersembunyi di dalam kedalaman yang gelap. Permata, meskipun berkilau, sebenarnya memiliki nilai yang lebih dalam, karena terbentuk di bawah tekanan yang besar, mengilhami kekuatan dan ketahanan yang luar biasa.

Matahari, sumber cahaya yang tak terbantahkan, mewakili keajaiban alam yang tetap konsisten dan setia meskipun berada di bawah penilaian yang berbeda dari waktu ke waktu. Puisi ini menegaskan bahwa kesempurnaan bukanlah milik kita, melainkan keistimewaan dapat ditemukan dalam ketidaksempurnaan, dalam kedalaman dan ketahanan yang melekat pada setiap entitas.

Pesan terakhir dari puisi ini mengajak pembaca untuk menjadi seperti gelombang yang tak kenal lelah, menemukan keindahan dalam perjalanan, dan seperti matahari yang setia, menerangi dunia dengan keunikan yang sesungguhnya. Ini menegaskan pentingnya menerima ketidaksempurnaan dan menemukan keindahan dalam prosesnya.

By

Abdurahman As Sani

Edisi

Bilba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun