Kisah ini diceritakan oleh saudara Puji. Dia adalah salah satu anggota grup Band. Kebetulan hanya dia yang sedang menganggur tidak ada kegiatan. Jadi kawan-kawannya mengajak dia untuk ikut KKN ke daerah Banten Selatan.
Berangkat lah rombongan mereka, yang berjumlah sembilan orang. menuju desa tersebut. Berada di wilayah Banten Selatan dekat dengan Pantai Sawarna. Jalan yang bisa dilalui hanya lewat Pelabuhan Ratu.
Perjalanan menuju tempat untuk KKN di kampung tersebut sudah sampai. Turun dari kendaraan Elf menuju rumah Pak Lurah. Kedatangan mereka disambut dengan baik termasuk sama warga setempat juga.
Untuk malam itu, Â mereka di suruh beristirahat dulu di tempat Pak Lurah. Keesokan harinya baru diantar oleh Pak RT menuju suatu rumah kosong.
Rumah itu kosong dan kondisinya bersih dan rapi. Akhirnya mereka beres-beres kelengkapan masing-masing. Puji  tidur di kamar nomor 4 bersebelahan sama  kamar cewek-cewek.
Hari pertama dan kedua turun ke masyarakat dan aman-aman saja enggak merasakan gangguan-gangguan yang aneh. Hingga di suatu malam kebetulan yang 8 orang temannya lagi mengikuti acara pengajian yang ada di Desa tersebut. Puji, baru merasakan hal yang aneh.
Sekitar jam 8 malam, Puji lagi asyik nonton TV . Tiba-tiba dia mendengar suara orang lagi memasak. Juga suara orang lagi mandi. Namun, setelah di cek berkali-kali ternyata enggak ada orang yang lagi masak atau pun mandi. Malahan terdengar jelas olehnya ada yang lagi menangis. Suaranya terdengar dari arah kamar kosong yang dirahasiakan oleh Pak Lurah itu. Puji tidak berani membukanya karena di kunci.
Puji berjalan menuju depan rumah sambil menunggu kawan-kawannya  pulang. Seketika mencium bau bunga melati. Dia mencoba cari tahu sumbernya Wangi itu, aku melihat ke arah pohon beringin. Ternyata ada sosok wanita berwujud kuntilanak.
Puji langsung tak sadarkan diri.
**
Teman-teman terkejut melihatnya. Lalu Puji diangkat ke kamar oleh teman-temannya. Setelah sadar mereka segera bertanya sama Puji.
"Lu kenapa tidur di luar?"
karena dia enggak mau membuat suasana kegiatan mereka  terganggu jadi Puji tutup-tutupi.
"Enggak apa-apa kok !" mengantuk saja karena kelamaan menunggu kalian, jadi ketiduran.
 "ya tiduran kok di tanah !" ucap si Dewi.
Istirahat, tidur tengah malam, Puji masih mendengar suara aktivitas seperti orang memasak dan mandi lagi. Lalu dia membangunkan teman satu kamarnya. Tapi, dia susah banget dibangunkan.
Akhirnya dia bangun dan mengecek sendiri. suara tersebut Terdengar jelas banget ternyata sekarang selain terdengar orang memasak dan mandi, ternyata TV juga hidup sendiri dan remotnya melayang-layang.
Puji semakin takut dan langsung tidur. Setelah bangun tidur, tiba-tiba si Dewi bilang kepadanya bahwa tadi malam ia melihat TV hidup sendiri dan remotnya melayang-layang.
**
Di rumah hanya tinggal berdua Puji  dan Dewi. Puji menonton TV sendirian, tiba-tiba mendengar suara aneh. Seperti orang merintih kenikmatan. Seperti sedang mimpi basah. Suara perempuan dan suara laki-laki. Yang laki-laki ini lebih aneh lagi.
puji penasaran, ingin melihatnya. Takut kenapa-kenapa dengan si Dewi. Dia dekati kamarnya si Dewi ini, Â dan kebetulan terbuka sedikit.
Sungguh terkejut melihatnya, ternyata si Dewi sedang di tindih oleh sosok Genderuwo yang sangat menakutkan. Matanya merah. Aku berusaha menendangnya sambil berdo'a. Akhirnya dia pergi juga.
Setelah Genderuwo itu pergi. Lalu aku membangunkan si Dewi. Â si Dewi bercerita terasa badannya ditindihi oleh seseorang. Dia bawa keluar si Dewi, Â karena ingin menceritakan semua kejadian yang ada di rumah itu. Mereka berdua mengobrol di warung. Sambil menunggu ketujuh temannya.
Di suatu malam si Puji mau tidur. Tapi, susah untuk memejamkan mata. Si Raja pun malah pindah kamar pula. Jadi si Puji sendirian tidur.
Saat mau memejamkan matanya, si Puji kaget melihat sosok Genderuwo yang pernah tindih si Dewi, masuk ke kamarnya. Dengan mata merah menyala, kedua taringnya sangat panjang dan tajam. Dia menghampiri si Raja dan masuk ke dalam tubuhnya.
Genderuwo itu mencekik leher si Puji. Untungnya ketiga temannya mengetahui hal itu, Â lantas si Puji di bangunkan. Dia pun bersyukur karena terlepas dari ancaman si Genderuwo yang akan memangsanya.
Lain halnya dengan si Hari. Ketika kedelapan temannya ada kegiatan di balai desa, si Hari mengerjakan tugas sendiri di rumah. Dia diganggu sama sosok kuntilanak. Sampai dia lari terbirit-birit menemui si Puji.
Hari dan Puji akhirnya bercerita. Si Puji tetap berpesan supaya tidak menceritakan kepada yang lainnya supaya tidak mengganggu tugas mereka.
Mungkin karena berbisik-bisik sehingga mengundang  kecurigaan orang lain. Seorang pemuda datang menghampirinya sambil bertanya.
" Ada apa dengan kalian,  kalau ada hal-hal  aneh di rumah itu cerita saja pada saya, " ucap pemuda itu.
"Iya Mas, kami mengalami hal aneh  di rumah itu!"
" Sebaiknya kalian segera tinggalkan rumah itu! " bahaya.
Saya akan ceritakan tentang rumah itu, begini ceritanya.:
Rumah itu sebenarnya kosong sudah hampir 20 tahun. Namun, Â di rawat lagi sama Pak Kades yang sekarang. Jadi terlihat bersih dan rapi. Si pemilik rumah yang sebenarnya adalah seorang yang kaya raya di Deaa ini. Anaknya meninggal satu persatu. Lalu istrinya juga meninggal. Yang terakhir meninggal adalah sang suami. Meninggalnya tragis. Bola matanya hilang dua-duanya.
Konon katanya si pemilik rumah itu, bersekutu dengan Genderuwo. Anak istrinya dijadikan tumbal. Setelah tidak ada lagi tumbalnya, malah dia sendiri yang menjadi tumbalnya.
**
Kesembilan anak muda itu lalu pulang ke rumah yang mereka tempati. Namun, tiba-tiba si Very mengeram menyerupai suara Genderuwo, Kuntilanak, dan suara anak kecil. Rupanya dia kesurupan.
" Maraneh kabeh bakal jadi tumbal paraeuh kabeuh, geus direncanaken saencanna ku si Lurah."
(Mereka akan dijadikan tumbal, sudah direncanakan sebelumnya oleh Pak Lurah)
" Yang menentukan hidup dan matinya manusia adalah Allah SWT. "Jawab si Puji.
" Kamu adalah orang pertama jadi tumbal, Â karena sudah lancang mengganggu kesenanganku," balas si Genderuwo.
" Bukan mengganggu tapi aku mau menyelamatkan temanku, karena mau diperkosa olehmu Genderuwo!" balas si Puji lagi.
Tidak lama kemudian datanglah seorang Kiayi yang rumahnya tidak jauh dari situ. Si Very sudah sadar, dan Pak Kiayi meminta agar semua anak yang sedang KKN pindah ke rumahnya.
Berhubung ada barang yang ketinggalan, si Puji dan kawannya datang lagi ke rumah angker itu. Dia merasa penasaran dengan kamar kosong itu. Akhirnya dia menjebol kamar itu. Mereka kaget karena kamar itu penuh dengan sesajen.
Si Puji berteriak dan memanggil salah satu warga untuk melihatnya. Warga yang lain pun akhirnya berdatangan juga. Sehingga ramai orang. Sesajen pun dihancurkannya sama warga.
Pak lurah datang dan marah-marah. Seketika setelah warga pulang, Pak Lurah mengusir si Puji dan kawan-kawannya.
Pak Kiayi menahannya, supaya jangan pergi dulu dari Desa situ, Â tunggu saja besok "bakal ada kejadian" katanya.
Ternyata ucapan Pak Kiayi terbukti. Pak Lurah dikabarkan meninggal dengan kedua bola matanya hilang dan lidahnya mengulur keluar.
Sesuai dengan peribahasa adalah "Senjata makan Tuan. "
**********
#ceritamistisyoutube
Batam, Â 05-07-2022
Maryati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H