"Enggak apa-apa kok !" mengantuk saja karena kelamaan menunggu kalian, jadi ketiduran.
 "ya tiduran kok di tanah !" ucap si Dewi.
Istirahat, tidur tengah malam, Puji masih mendengar suara aktivitas seperti orang memasak dan mandi lagi. Lalu dia membangunkan teman satu kamarnya. Tapi, dia susah banget dibangunkan.
Akhirnya dia bangun dan mengecek sendiri. suara tersebut Terdengar jelas banget ternyata sekarang selain terdengar orang memasak dan mandi, ternyata TV juga hidup sendiri dan remotnya melayang-layang.
Puji semakin takut dan langsung tidur. Setelah bangun tidur, tiba-tiba si Dewi bilang kepadanya bahwa tadi malam ia melihat TV hidup sendiri dan remotnya melayang-layang.
**
Di rumah hanya tinggal berdua Puji  dan Dewi. Puji menonton TV sendirian, tiba-tiba mendengar suara aneh. Seperti orang merintih kenikmatan. Seperti sedang mimpi basah. Suara perempuan dan suara laki-laki. Yang laki-laki ini lebih aneh lagi.
puji penasaran, ingin melihatnya. Takut kenapa-kenapa dengan si Dewi. Dia dekati kamarnya si Dewi ini, Â dan kebetulan terbuka sedikit.
Sungguh terkejut melihatnya, ternyata si Dewi sedang di tindih oleh sosok Genderuwo yang sangat menakutkan. Matanya merah. Aku berusaha menendangnya sambil berdo'a. Akhirnya dia pergi juga.
Setelah Genderuwo itu pergi. Lalu aku membangunkan si Dewi. Â si Dewi bercerita terasa badannya ditindihi oleh seseorang. Dia bawa keluar si Dewi, Â karena ingin menceritakan semua kejadian yang ada di rumah itu. Mereka berdua mengobrol di warung. Sambil menunggu ketujuh temannya.
Di suatu malam si Puji mau tidur. Tapi, susah untuk memejamkan mata. Si Raja pun malah pindah kamar pula. Jadi si Puji sendirian tidur.
Saat mau memejamkan matanya, si Puji kaget melihat sosok Genderuwo yang pernah tindih si Dewi, masuk ke kamarnya. Dengan mata merah menyala, kedua taringnya sangat panjang dan tajam. Dia menghampiri si Raja dan masuk ke dalam tubuhnya.
Genderuwo itu mencekik leher si Puji. Untungnya ketiga temannya mengetahui hal itu, Â lantas si Puji di bangunkan. Dia pun bersyukur karena terlepas dari ancaman si Genderuwo yang akan memangsanya.
Lain halnya dengan si Hari. Ketika kedelapan temannya ada kegiatan di balai desa, si Hari mengerjakan tugas sendiri di rumah. Dia diganggu sama sosok kuntilanak. Sampai dia lari terbirit-birit menemui si Puji.