Hari dan Puji akhirnya bercerita. Si Puji tetap berpesan supaya tidak menceritakan kepada yang lainnya supaya tidak mengganggu tugas mereka.
Mungkin karena berbisik-bisik sehingga mengundang  kecurigaan orang lain. Seorang pemuda datang menghampirinya sambil bertanya.
" Ada apa dengan kalian,  kalau ada hal-hal  aneh di rumah itu cerita saja pada saya, " ucap pemuda itu.
"Iya Mas, kami mengalami hal aneh  di rumah itu!"
" Sebaiknya kalian segera tinggalkan rumah itu! " bahaya.
Saya akan ceritakan tentang rumah itu, begini ceritanya.:
Rumah itu sebenarnya kosong sudah hampir 20 tahun. Namun, Â di rawat lagi sama Pak Kades yang sekarang. Jadi terlihat bersih dan rapi. Si pemilik rumah yang sebenarnya adalah seorang yang kaya raya di Deaa ini. Anaknya meninggal satu persatu. Lalu istrinya juga meninggal. Yang terakhir meninggal adalah sang suami. Meninggalnya tragis. Bola matanya hilang dua-duanya.
Konon katanya si pemilik rumah itu, bersekutu dengan Genderuwo. Anak istrinya dijadikan tumbal. Setelah tidak ada lagi tumbalnya, malah dia sendiri yang menjadi tumbalnya.
**
Kesembilan anak muda itu lalu pulang ke rumah yang mereka tempati. Namun, tiba-tiba si Very mengeram menyerupai suara Genderuwo, Kuntilanak, dan suara anak kecil. Rupanya dia kesurupan.
" Maraneh kabeh bakal jadi tumbal paraeuh kabeuh, geus direncanaken saencanna ku si Lurah."
(Mereka akan dijadikan tumbal, sudah direncanakan sebelumnya oleh Pak Lurah)
" Yang menentukan hidup dan matinya manusia adalah Allah SWT. "Jawab si Puji.