Taman Doa yang Sejuk
Angin sore berbisik saat kami menapaki tangga turun menuju gua. Jalanan yang basah sehabis hujan membuat kami lebih hati-hati melangkah.
Tak lama kemudian kami sampai di pelataran gua. Tampak meja altar di sisi kiri atas, sedangkan gua Maria ada di sebelahnya.
Pelataran dilengkapi dengan tenda peneduh. Sepertinya sering diadakan misa disini. Bangku-bangku kecil tampak di beberapa sudut.
Kami langsung menuju di depan gua untuk menyalankan lilin dan berdoa bersama. Anak-anak menurut dan mau berdoa karena dari awal saya katakan bahwa salah satu ujud doa adalah untuk kelancaran ujian akhir mereka, terutama Si Sulung.
Saat kami mendaraskan doa bersama, lilin-lilin terlihat indah bercahaya. Pun dengan patung Bunda Maria yang cantik dan anggun. Semua membuat kami bisa berkonsentrasi untuk berdoa dan melihat kebaikan Tuhan.
Sebagai umat Katolik, kami tidak menyembah patung. Kami hanya menyembah Allah. Pun kami tidak berdoa kepada Bunda Maria.Â
Bunda Maria adalah pendoa bagi anak-anakNya. Di adalah sosok istimewa yang berperan besar dalam karya penyelamat yang dilakukan oleh Yesus, putraNya.
Karenanya, sebagai "anak" kami memohon kepada Sang Bunda untuk mendoakan. Memang pemahaman yang seperti ini seringkali disalahartikan dan disalahpahami. Tak heran banyak yang mengira umat Katolik ke gua Maria untuk berdoa kepada patung.
Ohya, jika ingin melakukan ibadah Jalan Salib bisa dimulai dari gereja yang ada di bawah. Kurang lebih 200 meter sebelum belokan menuju jalan masuk parkir.
Jalan Salib disini mengingatkan saya dengan Gua Maria Bukit Kanada Rangkas Bitung. Jadi, benar-benar menaiki semacam bukit kecil.