Bedanya soto di Salatiga dan Semarang terletak di taburan bawang goreng. Jika soto Semarang menggunakan bawang putih goreng, maka soto di Salatiga menggunakan bawang merah goreng.
Ada lagi yang khas menurut saya, yaitu acar. Soto di Salatiga dilengkapi acar ketimun dan atau wortel. Biasanya di meja makan ada wadah berisi acar, sambal, dan kecap. Jadi, acar ini opsional bagi yang suka.
Akan tetapi sependek pengalaman saya, di kota lain belum ada soto dengan bumbu pelengkap berupa acar. Nah, inilah yang membuat saya kemecer begitu semangkok soto datang!
Sarapan yang sedikit kesiangan itu sangat nikmat. Semangkuk soto ditambah sambal, perasan jeruk, acar timun, dan sedikit kecap membuat lidah saya bernostalgia dengan soto khas Salatiga.
Di meja sebelah saya ada kaleng plastik berisi kerupuk karak. Langsung deh saya permisi ke Bapak di meja sebelah untuk mengambil kerupuk karak ini.
Kerupuk karak ini juga khas Salatiga. Paling cocok saat dimakan bersama soto. Karak dipecah-pecah kecil, lalu dicampur dengan soto. Duh, enaknya!
Tapi seketika saya langsung teringat mendiang ibu saya. Beliau jika makan soto selalu dengan karak. Dulu sering diajak makan soto waktu belanja di pasar Salatiga. Ah, jejak rasa kadang membangkitkan banyak kenangan!
Ohya, sebenarnya banyak lauk di soto Kesambi Gladagan ini. Ada sate telur puyuh, perkedel, aneka gorengan dan rongkong. Rongkong inilah yang khas.
Rongkong ini berupa potongan tulang utuh dari 1 ekor ayam saat pembuatan kaldu. Rongkong digoreng sehingga lebih enak.
Kuliner Bersejarah Khas Salatiga
Dulu waktu saya masih di bangku SMP dan SMA, saya jalan kaki melewati jalan Gladagan. Bangunan rumah dengan cat hijau tosca kebiruan ini sudah terkenal menjual soto yang enak.