"Saya harus bisa melewati ini," ucap saya dalam hati. Mungkin ini fase hidup yang harus saya lalui. Dalam kebingungan, saya pun mencari cara bagaimana supaya jangan sampai saya tertekan dan stres.
Tetap Bersyukur
Sebagai orang masa kini, saya pun berselancar di mesin pencarian tentang berduka untuk mengatasi. Jujur saja, saya pun galau dengan segala perasaan duka itu.
Ternyata ada 5 fase dalam berduka : Denial, Anger, Bargaining, Depression, dan Acceptance. Kelima fase tersebut tak selalu terjadi berurutan. Hmmm... sepertinya sudah saya rasakan semua.
Yang saya pelajari dari apa yang saya alami bahwa semua fase itu membutuhkan WAKTU. Untuk menerima sebuah kehilangan tidak bisa instan. Semua adalah proses.
Memang semua kembali ke masing-masing orang. Tak akan sama antara satu orang dengan yang lain. Ada yang cepat, namun ada juga yang hingga depresi dan harus berkonsultasi ke psikiater.
Banyak faktor yang mempengaruhi fase berduka seseorang. Misalnya, kedekatan hubungan dan cara meninggal (mendadak, sakit, kecelakaan dst.).
Tiap hari saya berusaha merenungkan dan mencerna kepergiaan Ibunda. Hingga pada akhirnya saya paham bahwa semua adalah garis dan ketetapan Tuhan. Semua baik.
Kasih Tuhan sungguh nyata. Ibunda menikah di usia muda. Karenanya, ketika dipanggil Tuhan beliau sudah tenang dan damai.Â
Semua tugasnya di dunia sudah selesai. Meskipun dari sisi usia, Ibunda belum terlalu tua (masih kepala 6). Itulah ketetapan Tuhan.