Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Apendiktomi dengan Laparoskopi

13 Desember 2021   11:00 Diperbarui: 13 Desember 2021   16:39 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Apendiktomi dengan laparoskopi (Sumber: Shutterstock via sains.kompas.com)

Waktu itu operasi dilakukan dengan teknik terbuka (tahun 1997-1998 laparoskopi belum terlalu dikenal dan ada di banyak RS). Bekas sayatan operasi kurang lebih 10 cm di sisi kanan bawah perut.

Penegakan diagnosa

Untuk mengetahui diagnosa seseorang terkena appendisitis atau tidak, tentu kita harus ke dokter. 

Awalnya saya pergi ke internis. Saya ceritakan gejala saya, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik. Saya merasa nyeri di perut kanan bawah (area Mc Burney).

Dokter sudah mencurigai adanya appendisitis. Karenanya, saya diminta tes darah dan urin. Ini penting untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.

Tes urin untuk memastikan ada-tidak infeksi karena kandung kemih (gejala infeksi ini mirip). Untuk tes darah, akan dilihat ada-tidaknya kenaikan angka leukosit yang menunjukkan adanya infeksi.

Dari tes urin dan tes darah, semua baik hanya saja angka leukosit sudah menunjukkan kenaikan meski masih dibawah angka 14000.

Lalu saya diminta untuk USG whole abdomen. USG ini memeriksa seluruh bagian perut, dari hati, usus besar, ginjal, uterus, pankreas, gaster, dan seterusnya. 

Tahukah untuk USG ini saya harus minum segelas besar air putih? Mungkin 1 liter, saya lupa tanya sama staf radiologi (saya nego untuk tidak habis ternyata tidak bisa! Hahaha ibu-ibu mode on).

Hasil USG sampai pada kesimpulan suggestive chronic appendisitis. Balik konsul lagi dengan internis, saya dirujuk untuk konsul ke spesialis bedah. Disinilah titik saya mulai panik dan overthinking tidak jelas. Hahaha

Rasanya sudah takut duluan mendengar kata "bedah" (Duh, padahal saya sudah 2 kali sectio caesaria loh). Kalau ingat momen ini, saya tersenyum mengingat waktu itu saya takut dan langsung "melipir" untuk pulang dulu. Hahaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun