Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengatasi Anak yang Kecanduan Game

4 September 2021   06:00 Diperbarui: 6 September 2021   05:23 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecanduan bukan masalah disiplin waktu atau aturan. Ketika seseorang sudah pada tahap kecanduan, dia akan kehilangan kontrol diri. 

Bahkan saya pernah membaca artikel yang mengatakan bahwa memberi anak game online sama saja dengan memberi narkoba! Jadi, jangan setengah-setengah dalam mengatasinya.

Berikan aktivitas substitusi

Langkah selanjutnya setelah anak tidak bermain game adalah memberikan aktivitas pengganti untuk hiburan. 

Saya berpikir hiburan tak harus game, bahkan lebih baik yang non-gawai. Wong sekolah sudah di depan gawai terus.

Membaca sebagai aktivitas substitusi (Foto : pixabay.com/Pezibear)
Membaca sebagai aktivitas substitusi (Foto : pixabay.com/Pezibear)
Aktivitas substitusi bisa bermacam-macam. Bisa bermain sepeda, membaca buku, menonton tv, dan lain-lain. Memang terkesan tidak menarik, tapi itu lebih baik dan lebih bermanfaat.

Konsisten dan komitmen orangtua

Perihal yang namanya kecanduan itu tidak mudah. Orang dewasa yang kecanduan media sosial atau drakor saja kadang susah untuk berhenti apalagi untuk anak-anak.

Tapi sepanjang yang saya jalani, ketika kita konsisten dan teguh dengan kesepakatan bersama, maka akan berhasil. 

Terkadang orangtua tidak tega dan mengijinkan kembali untuk waktu sebentar. Ini yang akan membuat anak kembali bermain game lagi.

Saya pun pernah tak tega ketika anak saya memohon untuk kembali bermain. Ada rasa sedih tapi saya harus konsisten dan teguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun