Sekolah online di masa pandemi sebenarnya tak hanya soal gawai, akses internet, dan tugas-tugas sekolah yang banyak.
Namun, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh orangtua. Salah satunya adalah anak bermain game hingga tak jarang menyebabkan kecanduan.
Dampak buruk pandemi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini sudah saya alami di awal-awal sekolah online. Sebuah pengalaman yang membekas dan terasa berat. Mungkin bisa jadi itu adalah salah satu masa tersulit dalam pengasuhan anak yang saya rasakan.
Itu juga yang akhirnya memaksa saya untuk terus belajar lagi untuk menjadi orangtua yang lebih baik.
Ada banyak perasaan campur aduk di dalamnya. Antara rasa bersalah, lelah, kesal, marah, dan kecewa.
Kecanduan game online tak bisa dipandang sepele
Sebelum pandemi, banyak orangtua seperti saya memang membolehkan anak bermain game saat akhir pekan.
Hal yang wajar karena hari-hari biasa anak-anak tak sempat dan tak diizinkan main game, mereka sekolah dari pagi sampai sore.
Nah saat pandemi dan sekolah harus online, ini menjadi masalah karena sekolah menggunakan laptop dengan akses penuh wifi di rumah, tentu ada godaan bermain game.
Biasanya yang terjadi adalah begini, awalnya orangtua memberi aturan boleh main game setelah sekolah selesai.
Alih-alih untuk hiburan di masa pandemi, namun yang terjadi adalah anak lupa diri. Sering mencuri waktu bermain saat sesi, lupa makan, lupa waktu, dan berlanjut hingga malam apalagi game online yang dimainkan banyak teman dan sepanjang waktu.