Saya melakukan hal ini, saya ajarkan bahwa alat kelaminnya dinamakan penis. Tapi si Bungsu malah mengatakan bahwa itu bukan penis tapi iwil-iwil. Hadehhh.... saya memang pernah mengatakan demikian sekilas sewaktu dia belum lancar bicara. Eh, ternyata terekam.
Itulah yang menjadi "PR" saya untuk memperkenalkan nama kelamin dengan nama yang benar, yaitu penis. Syukurnya sekarang dia sudah bisa menyebutkan nama penis ini.
Tantangan orangtua di Indonesia adalah penyebutan nama kelamin dengan banyak istilah kiasan yang lucu. Ini bisa jadi membingungkan anak jika kita tidak konsisten.
Edukasi seks ini saya lakukan secara santai dan pelan-pelan. Misalnya, saat dia tak mau pakai celana sehabis mandi. Saya akan mengatakan, "Harus pakai celana dulu, penisnya kelihatan malu loh... nanti bisa kotor dan gatal kalau tak pakai celana, "
Malahan saya terbantu oleh kakaknya yang ikut nimbrung, "Iya, punya adik nggak boleh keliatan. Nggak boleh ada yang pegang kecuali papa sama mama, "
Menjadi orangtua yang sadar edukasi seksual
Melalui kejadian ini, saya pribadi disadarkan betapa pentingnya edukasi seksual sejak dini. Hal ini membuat saya semakin sadar untuk lebih bijak dan memanfaatkan momen yang ada sebagai waktu yang tepat mengajarkan pendidikan seks.
Hmmm.. ternyata menjadi orangtua banyak lika-likunya. Namun harus tetap disyukuri ketika Allah sudah memilih kita menjadi partnerNya dalam membesarkan anak-anak.
Semoga bermanfaat.
***
Referensi 1
Referensi 2
Referensi 3