Saya sering mendapati orang yang terlihat kaya tapi banyak mengeluh tentang keuangan. Beda dengan saya yang santai padahal tidak kaya. Mungkin karena saya masih kolot atau mungkin juga prioritas hidup orang modern itu sekarang sudah bergeser. Entahlah.
Skala prioritas saya sangat sederhana, yang penting kebutuhan bulanan (listrik,air, internet), makan, dan sekolah anak. Itu yang menjadi prioritas utama. Selain itu saya pikir belakangan.
Namun, herannya masih saja orang mengalahkan kebutuhan penting seperti di atas dengan sesuatu yang sebenarnya tidak penting. Misalnya, rela menunggak uang sekolah demi membeli perawatan wajah yang mahal. Ini bukan berarti perawatan wajah tidak penting, tapi cobalah untuk melihat prioritas hidup. Mana yang lebih penting, paling penting, dan mana yang penting.
4. Prinsip hidup sederhana
Hidup sederhana bukan berarti hidup yang menderita. Namun lebih kepada kesadaran untuk tidak berlebihan. Hal ini sangat tidak mudah di jaman sekarang karena konsumerisme merajalela dimana-mana.
Saya lebih menyukai pola hidup minimalis ala orang Jepang. Setelah mempelajarinya, ternyata tidak mudah karena ternyata kita sudah sangat jauh konsumtif. Namun, tak ada salahnya mencoba untuk konsisten membeli seperlunya dan tak perlu mengoleksi barang. Saya pun sedang berproses dalam hal ini.
5. Lakukan perencanaan
Setiap keluarga pasti punya cita-cita. Ada yang ingin punya rumah atau mobil. Atau yang lebih penting lagi merencanakan pendidikan anak. Karenanya, sudah selayaknya untuk membuat rencana jangka pendek, menengah, ataupun panjang.
Seringkali orang berfokus rencana yang terlalu tinggi. Sebenarnya kembali ke proritas hidup supaya ada keseimbangan. Jangan sampai berusaha hidup mengalir, tapi sebenarnya adalah hidup tanpa perencanaan.
Bagi yang sudah dikaruniai anak, jangan sampai melupakan pendidikan anak. Misalnya, sibuk renovasi rumah. Ketika saatnya anak sekolah dan butuh biaya malah tak ada dana. Atau sibuk liburan kesana-sini tapi lupa dengan biaya kuliah anak. Disinilah diperlukan perencanaan keuangan.
6. Pentingnya investasi