Pernah suatu kali dalam acara parenting, saya bertanya mungkin tidak kita menjadi orangtua yang berotoritas, namun tetap menyenangkan. Hahaha...sebuah idealisme yang tentu saja susah untuk dicapai.
Namun terlepas dari itu, setidaknya kita sebagai orangtua harus belajar untuk tetap berotoritas namun tetap menyenangkan. Dari film inilah, saya mendapat jawaban salah satu cara untuk mencapai idealisme tersebut.
Ya, Yes Day adalah caranya. Dalam film ini, saran untuk melakukan Yes Day diberikan oleh Mr. Deacon, seorang konselor dan guru olahraga di sekolah Katie dan Nando.
Sepulang dari sekolah, Mr dan Mrs Torres sepakat untuk mengeksekusi Yes Day. Aneka rupa kehebohan terjadi pada hari Yes Day. Di sini saya melihat ada upaya win-win solution dari Mr. Torres.
Saya tak akan menceritakan isi film ini. Yang pasti pada akhirnya, mereka berhasil menjadi orangtua yang menyenangkan, namun tetap bertanggung-jawab.
Mengenal "Yes Day"
Yes Day adalah hari di mana anak bebas melakukan sesuatu tanpa dilarang ini dan itu. Tentu sudah ada aturan dasarnya.
Dalam hari ini, sebisa mungkin orangtua tidak mengatakan "No", sebaliknya akan mengiyakan dengan "Yes".
Berhubung saya juga banyak merasa bersalah karena mengekang anak dan cerewet dalam banyak hal, maka saya praktekkan Yes Day ini.
Jadi, sebelum PPKM darurat kami pergi ke suatu villa di Lembang. Saya katakan kepada anak-anak bahwa ini saatnya bersenang-senang.
Harapan saya, liburan kali ini anak-anak benar-benar melepas stres. Begitu sampai, anak-anak langsung senang karena villanya sesuai dengan harapan.