"Enggak kok, yuk duduk..." sahutku. Kuajak dia duduk di ruang tamu asrama.
Aku biasa saja. Cuma tak bisa kupungkiri, ada semburat rasa yang tergambar di wajah Agung. Sepertinya dia menyukaiku. Aku tahu.
***
AGUNG
Sore ini aku ingin menemui Risa. Duh, gila! Aku sungguh terpesona dengan perempuan mungil itu. Senyumnya manis melebihi madu.
Aku membawa sesuatu yang spesial untuknya. Untuk seorang Risa penakhluk keangkuhan seorang Agung.
Sampai di asrama Risa, aku sedikit grogi. Seperti ini rasanya ujian skripsi? Astagaaa...
Kini Risa sudah di depanku. Ya Tuhan, inikah rasanya cinta? Melihat seulas senyumnya saja, aku mati kutu.
"Yuk duduk..." katanya menyahut sapaan kakuku.
Setelah ngobrol, aku makin yakin aku telah jatuh cinta. Risa yang ramah dan lembut. Seorang perempuan yang telah memantik sisi romantisku.
"Risa, tutup mata dong..." pintaku.