Kembali ke alam telah menjadi tema penting liburan keluarga, terutama untuk keluarga kecil saya. Selain lebih nyaman dan aman, kembali ke alam sangat cocok untuk melepas kejenuhan di masa pandemi. Di samping itu, liburan seperti ini juga memberi pengalaman yang baik dan unik untuk anak-anak.
Sejak pandemi, kami belum pernah menginjakkan kaki ke kota Bogor. Akhirnya, Sabtu beberapa pekan lalu (24/4) kami mengunjungi kota hujan ini.
Siang itu cuaca sangat cerah. Langit biru dan udara lumayan panas. Namun, hijaunya pepohonan menceriakan hati bagi kaum "rumahan" seperti kami.
Perjalanan dari Cikarang menuju Bogor sangat lancar. Bisa jadi karena sedang bulan puasa juga. Tak biasanya di pintu keluar tol lancar jaya. Sedikit kemacetan di kota Bogor saja.
Tiba di simpang monumen Kujang, rasanya kok hati bungah. "Sudah setahun lebih ya kita baru lihat monumen ini lagi?" kata saya ke suami dan anak-anak.
"Iya, sudah lama banget, Ma! Dulu kita pernah ke kebun raya yang ketemu pak Presiden itu kan?" sahut si Sulung ketika melewati istana Bogor. Hmm.. sungguh, pandemi ini mengajarkan kami untuk mensyukuri hal-hal kecil.
Jalan-jalan kali ini sebenarnya hanya untuk mengusir kejenuhan bersama anak-anak. Kami memilih tempat ini karena tempat ini biasanya untuk fieldtrip anak-anak sekolah. Tentunya lebih ramah anak.
Kamar yang tersedia pun hanya 9 dan berada di areal yang luas dan terbuka. Tujuan wisata yang aman dan nyaman untuk masa pandemi ini.
Serasa Pulang Kampung
Tiba di sana, kami disambut staf yang baik. Rupanya hari itu hanya ada satu tamu selain kami.
Kompleks terasa sepi namun syahdu. Deretan tanaman hias menyegarkan mata. Taman di sini benar-benar terawat.
Kami langsung masuk ke kamar yang persis berhadapan dengan kolam renang. Anak-anak sudah tak sabar ingin berenang. Namun, kami tahan karena memang masih panas terik.
Kami berempat rebahan di ranjang kamar. Kamar di sini sederhana namun bersih dengan sirkulasi udara yang baik.
Di restoran ini, kami disapa oleh pemiliknya yaitu bu Hester Basuki. Beliau menyapa seperti layaknya keluarga. Baru setelah itu kami jalan-jalan mengelilingi kompleks berempat.
Ada kebun sayur, taman, sawah, hingga sungai. Sesuai namanya, tempat ini berada di pinggir sungai Cinangneng.
Suasana kampung sangat terasa dan tidak membuat kami bosan untuk bolak-balik ke sawah melewati jembatan "Pulang ke Kampungku".Â
Melihat sungai saja, saya sudah bahagia. Di pagi hari, beberapa ibu-ibu dari kampung sebelah terlihat sedang mencuci baju di sungai.
Kebetulan juga padi sedang menguning dan siap dipanen. Karenanya, kami bisa melihat panen padi secara tradisional. Bagi suami, melihat sawah, padi menguning, dan panen itu seperti kembali ke kampung di Sulawesi.
Sedangkan anak-anak malah mengatakan, "Kok baunya kayak di rumah Mami (ibu saya)?" hehehe Iya, bau khas peliharaan mengingatkan suasana di rumah orangtua saya di kampung yang memang memelihara sapi.
Wisata Budaya
Berhubung sepi, kami bebas menikmati apa yang ada. Kampung Wisata Cinangneng, selain untuk edukasi alam juga menyediakan sarana edukasi budaya.
Di sini saya sembari mengenalkan langsung budaya Sunda kepada anak-anak. Sesuatu yang baik untuk mereka karena di sekolah akan belajar juga tentang budaya Jawa Barat. Ada alat musik angklung dan juga gamelan Jawa.
Setelah memakai baju adat itu, kami berfoto ria di tengah sawah. Bapak Petani sedang memanen padi dan merontokkan bulir padi secara manual. Mereka menggunakan cara tradisional.
Namun, semua kembali bahwa pada dasarnya kita adalah orang kampung. Karenanya, kembali ke kampung itu akan sangat menyenangkan. Kita diajak kembali pulang untuk melihat kebun, sawah, tanaman, makanan, dan budaya kampung halaman.
Liburan keluarga kali ini menjadi oase bagi kami yang sehari-hari berdiam di rumah dengan segala drama sekolah online. Apalagi Lebaran tahun ini kami tidak pulang kampung.
Meskipun tidak merayakan, bagi keluarga besar saya, momen Lebaran adalah ajang berkumpul yang sudah menjadi kebiasaan. Sedangkan bagi suami, bulan Desember tahun lalu seharusnya kami juga berkumpul.Â
Kondisi pandemi dan juga larangan mudik dari pemerintah membuat kami tak bisa pulang kampung. Ah, tak apa.. rindu pulang kampung sudah sedikit terobati dengan liburan di Kampung Wisata Cinangneng.
Cikarang, Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H