Namun sayang, baru saja menuruni jalan untuk antri, hujan deras turun. Kali itu hujan yang sangat deras dan berangin. Petugas pun memberi tahu tentang penutupan entry ke taman Jurassic karena memang tidak memungkinkan.
Mungkin karena harapan saya terlalu besar, saya sangat kesal dan bersungut-sungut. Sial, begitu kata saya dalam hati. Hujan yang begitu besar seperti waktu itu tentu tidak berhenti dengan cepat. Mungkinkah semesta tidak merestui kembali? Hmmm...
Untuk menghilangkan rasa kecewa, kami menuju museum Musik Dunia dan Legend Star yang indoor dan semi outdoor. Tentu saya tetap berharap hujan berhenti dan kami bisa ke Dinopark. Tapi ternyata hujan sungguh deras dan besar. Bahkan beberapa tempat di museum Musik Dunia bocor dan air menetes dari plafon.
Ah sudahlah, begitu kata hati saya yang sudah pupus harapan. Hingga sore, entry ke taman Jurassic belum dibuka. Kami sudah bosan juga dan ingin kembali ke hotel.
Nah, menjelang malam sekitar pukul 5.30 tiba-tiba entry ke taman Jurassic dibuka. Hujan besar sudah reda. Hanya gerimis kecil masih bertahan.
Suami bilang, "Ayo nggak apa, gerimis dikit kok!" Kami pun ikut mengantri. Tak banyak antrian karena bisa jadi orang sudah banyak yang pulang. Gerimis besar dan hujan besar masih "mengancam", tapi suami bilang tak apa dan "Let it be.."
Ketika berada dalam kereta raksasa untuk yang membawa kami Jelajah Lima Zaman, tiba-tiba turun hujan kecil. Rasanya campur aduk. Area Dinopark ini hampir semua berupa area terbuka. Tentu saya menjadi kuatir dengan anak-anak. Ada ketakutan kalau mereka sakit setelah liburan ini.
Herannya, anak-anak terlihat santai menikmati pemandangan Dinosaurus dengan latar langit senja yang meremang. Turun dari kereta, kami menuju ke wahana Rimba. Kami berjalan bersama melihat aneka miniatur spesies dinosaurus.
Hati saya masih belum berdamai. Bawaannya ingin menggerutu saja. Namun, anak-anak tak terlihat sedikitpun mengeluh. Mereka antusias dan tetap ceria. Bahkan keduanya tak mau memakai topi. Si Bungsu berulang kali saya pakaikan topi selalu dilepas dan dibuang. Dia juga tidak mau duduk di stroller dan lebih senang jalan sendiri.
"Sudah nikmati, mereka saja senang kok... kamu cari apa lagi?" kata suami saya waktu itu. DEG! "Iya juga ya?" sahut saya. Ah, mungkin saya ini memang tipe saklek dan kaku. Segala sesuatu maunya begini dan begitu. Sebagai pasangan, suami mungkin paham sifat saya hehehe...