Jika karakter anak berbeda-beda, tentunya gaya parenting juga tidak akan sama. Apa perlu dibandingkan lagi atau dinyinyiri? Bukankah lebih penting saling tukar pengalaman parenting saja?
3. Sesuai kondisi
Kondisi tiap keluarga berbeda-beda, baik lingkungan, pergaulan, sekolah, dan kondisi finansial. Tentunya ikut berpengaruh terhadap gaya parenting seseorang. Bukankah orangtua juga harus mindful dalam mendidik anak?
Seringkali orang nyinyir akan kondisi orang lain. Pernah dengar kan orang bilang, "Ihh si itu beliin anaknya barang branded dan mahal" atau "Si anu anaknya sudah diajari gaya sosialita, ke salon lah, ke inilah.. harusnya diajari yang begini, begitu... dst".
Untuk apa kita nyinyir ketika tidak tahu latar belakang orang tersebut? Jika memang ingin mendidik anaknya secara sederhana (menurut versinya) ya monggo. Tak perlu menjadi hakim atas gaya parenting orang lain.
Bisa jadi loh, orangtua tersebut memberi reward untuk anaknya atas usaha atau hasil yang baik. Rewardnya kemahalan? Duh, mahal dan tidak itu tergantung persepsi orang.Â
"Saya sebenarnya juga mampu beliin, tapi saya nggak mau". Hmmm.... ya sudah, kalau itu sih pilihan ya! Sama seperti ketika kita memilih gaya parenting kita.
Sayangnya, sekarang betebaran orang-orang dengan follower banyak tapi cara membagikan ilmu parentingnya dengan nyinyir. Buat saya terlalu berlebihan. Apa sebenarnya mereka mencari pembenaran diri karena belum yakin dengan pilihannya? Entahlah.
Sebaiknya mereka ini lebih bijak dan jangan nyinyir karena mereka secara tidak langsung menjadi panutan. Bisa jadi akan mempengaruhi follower atau fansnya yang akan membagikannya.Â
Saya sendiri memang kurang suka mengikuti influencer atau apalah. Jika untuk parenting ya belajar dari psikolog atau siapapun. Yang penting caranya tidak nyinyir hehe...
Sekadar tulisan dari hati...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H